Polemik Pasar Tradisional Kota Bojonegoro, Ini Kata Pimpinan Dewan

oleh -
oleh

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Salah satu Pimpinan DPRD Kabupaten Bojonegoro, yang juga Wakil Ketua DPRD, Mitroatin, menanggapi adanya polemik pasar tradisional Kota Bojonegoro yang pedagangnya menolak dipindahkan ke pasar Wisata, serta adanya ancaman terhadap diri mereka dengan dibongkarnya atap serta penempelan stiker yang bertuliskan “gedung ini rawan roboh”, Mitroatin berharap ada titik temu yang baik sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dan Program Pemkab Bojonegoro juga tidak terhenti.

Perempuan yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro ini juga menyampaikan, sampai saat ini polemik terkait Pasar Tradisional Kota Bojonegoro harus ada solusinya sehingga antara masyarakat dan Pemkab Bojonegoro mendapatkan titik temu, dan juga harus dengan berbagai pertimbangan yang luar biasa.

Dari data yang dihimpun oleh Mitroatin, bahwa perjanjian penggunaan pasar ini dengan developer ada batas waktu yaitu pada tahun 2024 mendatang, sehingga harus ada kejelasan soal ini terhadap pedagang pasar, sampai kapan mereka harus menempati pasar tersebut.

Sementara, para pedagang pasar ini sudah lama dan ada yang puluhan tahun, pasti ada kekhawatiran ketika mereka harus pindah tempat berdagang, yaitu kekhawatiran soal dagangan mereka apa bisa lalu seperti di pasar tradisional yang mereka tempati saat ini, karena berhubungan dengan ekonomi mereka,” Ujar Mitroatin.

Namun, menurut Mitroatin, bahwa Pemkab Bojonegoro membangun pasar yang baru dan diharapkan ditempati oleh pedagang guna memberikan tempat yang layak dan menempati gedung pasar yang memang dibuatkan oleh pemkab Bojonegoro tanpa ada sistem kontrak dengan pihak manapun, sehingga para pedagang bisa menempati pasar dengan tenang dan nyaman.

“Jika memang Gedung pasar baru diberikan kepada pedagang dengan sistem sewa pakai, atau yang lainnya sampai batas waktu yang tak ditentukan, maka saya kira juga akan menguntungkan pedagang kedepannya, apalagi tidak ada batas waktu menempati bedak pasar mereka dalam gedung pasar,” Tambahnya.

Dimungkinkan, tambah Mitroatin masyarakat pedagang yang berjumlah banyak ini, yang saat ini menempati bedak bedak pasar tradisional butuh sosialisasi yang lebih intens, dan perlu pemaham persuasif antara pihak instansi terkait ke para pedagang.

“Tentu pedagang memang tidak ingin mengalami kerugian ketika pindah ke pasar baru, nah, Pemkab harus menghitung itu, bagaimana para pedagang ini, dan memang sebenarnya apa yang diinginkan, harus lebih tahu dan memahami,” kata Perempuan yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bojonegoro ini.

Dicontohkan seperti Adanya stiker yang di tempel oleh BPBD dan membuat resah pedagang, pihak BPBD juga harus bisa menjelaskan detail mana mana saja bangunan yang berbahaya, dan harusnya bagaimana, apakah bangunan itu masih bisa ditempati atau tidak.

Namun, Tambah Mitroatin, tentunya yang dilakukan BPBD ini pasti ada alasan khusus sesuai dengan tupoksinya melakukan hal tersebut, sehingga masyarakat jangan hanya menerima informasi sepihak, dan harus dilakukan pelurusan dalam segala bentuk informasi.

Mitroatin sendiri menanggapi adanya pasar wisata yang saat ini sudah ditempati sebagian pedagang pasar dari pasar tradisional Kota Bojonegoro dan sudah terjadi aktivitas pasar yang selayaknya, dirinya menyampaikan apresiasi terhadap Pemkab Bojonegoro yang bisa memberikan harapan dan keinginan masyarakat Bojonegoro dalam hal ini pedagang guna meningkatkan perekonomiannya.

Meskipun ada beberapa pedagang yang mengaku sepi, akan tetapi Mitroatin meminta bersabar, karena jika nanti para masyarakat sudah tahu tempatnya maka mereka juga akan menemukan pelanggan dan pembeli mereka.

“Berharap pasar wisata ini seperti harapan masyarakat pedagang agar bisa me ingkatkan ekonomi mereka dalam perdagangan, dan bisa lebih nyaman serta pedagang bisa memanfaatkan program program dari pemkab Bojonegoro,” Pungkasnya.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Dan Usaha Mikro Kabupaten Bojonegoro Sukaemi mengatakan bahwa pedagang lesehan pasar lama yang belum pindah ke Parwis tetap akan terus didorong secara humanis agar pindah ke Parwis. Pemkab melalui satpol PP, BPBD, Dishub tetap akan bantu mereka pindah ke Parwis dengan mnyediakan kendaraan dan tenaga pengangkut.

“Bagi Pedagang Parwis yang sudah mempunyai kunci dia tetap menempati loss atau lapak sesuai shift nya dia. bisa pagi, sore sampai malam putaran pagi,” Ujar Sukaemi.

Dia juga menyampaikan Rencananya tanggal 25 januari 2023 nanti, bagi pemilik kunci los yng belum menempati losnya maka kunci.itu akan diminta kembali dan akan diberikan kepada pedagang lesehan yng belum memiliki kunci.

“Bagi pedagang lesehan pasar lama yang pindah ke Parwis dimana tidak mempunyaii loss atau lapak di Parwis, para pedagang ini bisa memilih shift mana saja, bisa pagi hingga sore saja. Mereka dapat bebas menempati los pedagang yang shiftnya pagi atau sore, tergantung mana yang kosong. Dalam hal ini pedagang yang memiliki kunci los sudah diberi pemahaman dan mau berbagi,” Paparnya. (SAS/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.