GAIRAH MALAPETAKA Eps. 2 – Hujan Air Liur

oleh -
oleh

“Tookiet Tookiet Tookiet .. Wayahe wayahe ” Shock hingga melompat si Guntur dan Bu Riska yang langsung berlari keluar kamar melanjutkan masak di warung.

Ternyata Ibu Mertua Menelpon.

” Halo ..”
” Guntur .. kamu kemana saja .. biasanya jam 7 sudah di rumah .. ini sudah jam 8.30 kamu belum pulang juga ” teriakan Ibu mertua langsung ngegas marah marah.

” Iya Mak .. ini habis antar sayur ” Guntur tak bisa berkutik menghadapi Ibu Mertua.
” Ya sudah cepat pulang .. Motor di tunggu Bpk mertuamu dari tadi ” Kata Ibu mertua masih ngegas.

“Jguglukk jgugluk.. Jgugluk Jegugluk”
“Jnghngiikkk hngiikk ”
“Jnghngik Jnghngik ” aduh nasib, motor nggak nyala pula ” Guntur bergumam memegang kepala karena pusing mikirin motor, mikirin omelan Ibu mertuanya.

Dan Bu Riska masih sibuk dengan masakan di warung, seolah tidak terjadi apa apa.

Guntur bingung mau minta tolong pada siapa karena kondisi masih hujan.

” Tumben nggak ada orang berteduh di warung Bu Riska biasanya Kang Ojek pada nongkrong ” Guntur menggerutu akan nasibnya.

Sambil duduk dan menoleh kanan kiri.. Tak selang lama lewat becak motor dan segera di pinjamnya kunci busi. Guntur bergegas membersihkan busi motor, dan ” Jgugluk jgugluk ..jgugluk jgugluk.. Breemm bremmm breeeeemmmmmm mmmmm “.

” Pak terimakasih ya pak kunci businya ” Bilangnya Guntur dengan perasaan lega.

(Kasihan Kopi Guntur yang terkucilkan, terabaikan dari tadi karena Guntur termakan suasana. Yang tadinya panas untuk menghangatkan badan, malah jadi dingin) <Eps.1>.

Pulanglah Guntur dengan perasaan tidak enak. “Pasti basah lagi nih muka.. pakai masker ah biar nggak bau..” pikir Guntur mengantisipasi.

” Tok Tok Tok … Mak.. Maak ”
” Krieeet Jedaarrrrr blak ” Ibu mertua membuka pintu dengan keras.

” Kamu kok telaaatt .. Biasanya pulang jam 7 .. kok telat kamuu .. ini Bpkmu nunggu motornya dari tadi mau kerja .. malah nggak masuk gara gara kamu .. pinjem motor kok seenak jidatmu .. siapa yang carikan uang Mamak kalau Bpkmu nggak kerja..” Marahnya dengan suara keras dengan kata kata pedas dan ngegas membuat Guntur terdiam.

” Maaf Mak .. Tadi antar Febi kehujanan dan antar sayur ke Bu Riska ..” Kata Guntur dengan perasaan takut.

” Alah omong tok ..” kata Ibu mertua merampas kunci motor.

“Untung aja tadi pakai Masker.. Bener kan muncrat muncrat” Guntur sedikit merasa lega.

Pulanglah Guntur jalan kaki ke rumahnya bergegas mandi dan ganti baju.

Guntur tidak punya rumah, rumah yang dia singgahi dengan Fika dan anak-anak adalah rumah Fika bersama mantan suaminya dulu. Rumahnya tidak jauh dari rumah Mertua, masih satu RT.

Guntur seorang perantau dari luar pulau, yang kebetulan bertemu dengan Fika di saat Fika mengantar sayur di tempat Bu Riska kala itu. Guntur banyak tanya tentang Fika, seolah ingin kenal dengannya. Di comblanginlah sama Bu Riska lalu jadilah Guntur dengan Fika sepasang Suami Istri.

Motor yang Guntur pakai adalah milik Mertuanya yang dia pinjam setiap malam untuk kerja. Guntur tidak sanggup beli ataupun kredit motor karena gajinya yang langsung masuk ke rekening dan ATM di bawa Fika.

Tiba di rumah Guntur langsung mandi lagi dan memasak air untuk membuat kopi panas, karena kopi di Warung Bu Riska baru 1x sruput sudah dia tinggal.

(Pusing sedikit sakit kepala karena kehujanan) itulah yang di rasakan Guntur.

Guntur duduk dan ” Ssssssssssshhh … huuuufffff ” menghela nafas dalam bersama udud kesukaan dia.
Menghangatkan tubuh dengan kopinya sebelum dia terbaring lemas karena belum tidur semalaman.

” Brak Brak Brak …. Guntur .. Guntur .. Brak Brak Brak ..”

Guntur terkejut dan langsung beranjak segera memakai baju.
” Apa lagi inii .. Ya Allah…” Guntur bergumam dalam hati.

” Brak Brak Brak … Guntur .. Cepat Buka !!”

” Iya Iya sebentar .. Siapa ?” kata Guntur bergegas.
” Sini ikut saya .. !!”

” Ya Allaaah.. Ada apa sih kok teriak teriak..? ” Guntur terheran-heran dengan orang itu.

“Udah sini ikut..”

Guntur berjalan dengan menahan malu karena para tetangga melihat kejadian itu. Gimana nggak malu, sedangkan orang itu menggedor gedor pintu dengan keras sambil teriak.

” Ayo cepat ..!! ” Kata orang itu sambil marah marah.

Bingung dan menunduk si Guntur ada apa sebenarnya ini. Kok tiba tiba dan marah marah lagi.

” Kapan ya aku bisa duduk tenang minum kopi sambil udud lalu baring tidur, mengisi tenaga untuk persiapan kerja nanti malam…kenapa harus kena semprot terus..” kata Guntur dalam hati berharap bisa tidur pulas dan pikiran tenang.

” Ayo Guntur.. kamu cowo kok lelet betul jalannya..” kata orang itu menunjukkan expresi kesal.

” Gimana nggak lelet orang saya cape pulang kerja, belum tidur sama sekali.. kehujanan pula.. dasar orang nggak punya perasaan ” Guntur bergumam.

” Apa kamu bilang ..? coba ulangin ” Kata orang itu geram.

Lalu merekapun beradu mulut dan di tonton oleh tetangga. Tidak ada yang mau memisahkan mereka, apalagi ikut campur urusan keluarga lain.

Salah apa si Guntur di hari ini bisa rumit sekali..? sedangkan dia hanya ingin menikmati Kopi dengan tenang hingga dia tertidur pulas.

Siapa orang itu yang marah marah di tempat umum..?

Bersambung…
=====> Eps. 3

No More Posts Available.

No more pages to load.