GAIRAH MALAPETAKA Eps. 4 – Tragedi Memalukan

oleh -
oleh

Persahabatan mereka kuat sekali dari dulu sampai sekarang. Sedih dan senang mereka saling berbagi cerita. Memberi semangat, memberi solusi.

“Ven Ven.. Sebenarnya ada masalah apa sih Lakimu sama Lakiku.. kok sudah jarang ku lihat mereka ngobrol..?” Fika menanyakan kejelasan antara suami masing masing.

“Itulah Fik.. menurut dalam perasaanku karena waktu itu sih.. yang aku di antar Lakimu beli air kelapa muda waktu Siska salah obat itu.. Mungkin dia Cemburu..katanya sih dia lihat pas di jalan” ucap Veni merasa nggak enak sama Fika.

“Lha itukan juga aku sudah tidak apa apa karena aku dirumah juga kan waktu itu.. wah memang ya.. ada aja pikirannya Laki laki kalau di butakan oleh cinta ya..” Geleng geleng si Fika dengar omongan Veni.

Obrolan merekapun mulai terdengar Serius dan berlanjut mereka ngobrol sembari minum teh di teras rumah Veni.

Kala itu, Siska sedang asyik mengikuti pelajaran renang sama teman temanya di kolam renang tidak jauh dari rumah. Setelah mengikuti teori pelajaran, Siska asyik main prosotan, main bola air, sewajarnya anak SMP.

Saking asyiknya, Siska terpeleset hingga terjatuh ke dalam kolam renang. Dan karena panik Siska tidak bisa mengendalikan diri di air layaknya orang tenggelam.

“TOLOOoooNG.. BLUUBB BLUB..TOLOoooONGG..”
teriak Siska.

“Pak itu… tolong Siska Pak” Ucap Gebi yang juga teman sekelasnya Siska.

Pak Guru sang Pahlawanpun langsung terjun tanpa pikir panjang, bergegas menyelamatkan Siska. Dipeluklah Siska dan Pak Guru teriak sambil memberi aba aba.

“Siska.. TENANG.. atur nafas.. Jangan Panik.. Ada saya di sini..!!”

Seketika Siska merasa tenang dan perlahan bisa mengendalikan kakinya sembari menatap mata Pak Guru yang masih Muda dan tampan.

“Alhamdulillah … ” Siska merasa lega.

” Tapi kok geli ya…. ya Allah tangan Pak Guru.. kok pegang dada sih..? “.. Pikir Siska terdiam tidak berani berkata apa apa.. hanya bisa menatap Pak Guru.. sambil menahan Geli.

Sesampainya di tepi kolam, dan kondisi sudah aman. Siska masih terngiang rasa geli yang di akibatkan oleh tangan Pak Guru.

“Terimakasih ya Pak.. Sudah menolong Siska..”.. Siska merasa sedikit malu dan mulai tertarik dengan Pak Guru.

Tidak lama setelah kejadian itu, Jam pelajaran renang telah usai, para siswa – siswipun langsung pulang kerumah masing masing.

Sesampainya di rumah, Siska merasa tidak enak badan, seolah cuaca panas sekali. Lalu dia menghidupkan kipas angin untuk mendinginkan tubuhnya.

Siska mulai menggigil dan semakin merasa seperti demam. Siska bergegas mencari obat yang biasa dia minum. Tapi ternyata obatnya habis. Karena badan Siska sudah terasa mulai lemas. Siska menemukan obat yang dia tidak tau itu obat apa. Dia minum lah obat itu.

Lalu Veni (Ibunya Siska) yang baru pulang dari pasar, langsung panik melihat Siska sempoyongan memegang tembok dan akhirnya……. Siska pingsan.

“Ya Allah nak.. panas sekali badanmu.. jelas Siska minum obat ini..Bodohnya saya tidak buang saja obat kadaluwarsa ini.” Veni bergumam sendiri menyesali perbuatannya.

Sambil Panik.. Veni Melihat Guntur yang naik motor lewat depan Rumahnya.. langsung di panggil lah.

” Mas Guuunnn.. Berhentii…Tolong Siska”..
Teriak Veni.

“Ada Apa Ven..?” Ucap Guntur berhenti mendadak.

“Veni pingsan..Panas sekali badannya.. Salah minum obat kayaknya..Obat kadaluwarsa di minum sama Siska”.. Ucap Veni menceritakan

“Ambil minyak kayu putih.. Tenang nggak usah panik.. Oleskan minyak kayu putih di hidungnya dan dekatkan botolnya ke hidung” .. Kata Guntur.

Tidak Lama.. Siska Bangun dan mulai sadar..

” Mas Gun.. boleh minta tolong antar Siska ke Puskesmas? “.. Veni minta tolong ke Guntur

” Puskesmas sudah tutup jam segini… Aku Carikan Air Kelapa aja ya biar enakan.. “.. Kata Guntur.

“Aku ikut mas.. mau sekalian beli Perlengkapan Obat.. aku panggil Mbak Yu sebentar ya.. buat jagain Siska..” Veni merasa sedikit tenang dan ingin cepat cepat membeli obat.

Mbak Yu (Saudara Veni) yang rumahnya bersebelahan, mendengar kabar itu langsung lari untuk jagain Siska. Guntur dan Venipun berangkat mencari Air kelapa dan mempir ke apotik.

Di tengah perjalanan ada lubang yang tiba tiba muncul karena Guntur melaju di belakang mobil. Panik dan berkelok kelok si Guntur, yang ternyata si Veni takut sekali dengan cara Guntur membawa motor. Veni Memeluk Guntur dari belakang erat sekali karena takut jatuh.

” Waduhh…Asyemm.. gede bangt wih punya Veni..mana gak pake lagi..!”.. Pikir Guntur dalam Hati.

“Eh Maaf Mas.. aku ketakutan.. spontan pegangan deh” .. Ucap Veni malu malu.

“Iya nggak apa apa Ven.. Biasa itu.. kalau gak pegangan ya jatuh beneran” .. Guntur menjawab.

Semua yang di perlukan sudah di beli dan mereka pulang menuju Rumah. Dari kejauhan ternyata ada Nobel (Suami Veni) melihat Guntur yang berboncengan dengan Veni.

“Kok Veni pegangan erat banget sama si Guntur” .. Pikir Nobel dalam hati.

Nobel pura pura tidak tau itu, dan melanjutkan perkejaannya.

Tapi karena Nobel penasaran. Nobel menelpon Fika.

” Hallo Assalamu’alaikum.. Fika kamu sudah pulang dari pasar.. Suamimu di rumah tidak..? aku ada perlu” Nobel bersandiwara.

“Tidak Mas Nob.. tadi sih habis makan siang Mas Gun langsung keluar lagi”.. Jawab Fika

“Ya sudah.. kalau begitu.. makasih ya”.. kata Nobel.

” Wah berarti nggak salah lihat aku”.. pikir Nobel dalam hati.

Nobelpun melanjutkan perjalanan.

Assalamu’alaikum… Veni dan Guntur sampai di rumah. Dengan ucapan terimakasih dari Veni, si Guntur berpamitan berangkat ke tempat kerjanya lagi.

“Assalamu’alaikum.. Ven.. Siska nggak kenapa kenapa kan..? “… tidak lama kemudian Fika tiba di rumah Veni, dia langsung masuk begitu saja karena mendengar kabar tentang Siska.

“Alhamdulillah.. Ini sudah sadar dan mendingan… untung tadi aku lihat mas Gun lewat, aku mintai tolong sekalian antar beli obat sama air kelapa.. Maaf ya Fik..aku ngerepotin Suamimu”.. Kata Veni.

“Halah nggak apa apa lah Ven.. Syukurlah kalo begitu. Tidak sampai terjadi apa apa sama Siska. Memang Mas Gun itu kalau soal obat obatan Herbal dia banyak paham”… Jawab Fika.

” Ini aku bawain sayur .. tadi aku bikin Sayur Sop Ceker, sambel, sama tempe.. Makan dulu gih.. Siska sekalian di suapin “.. Ucap Fika merasa kasihan.

” walah memang kamu sahabat terbaikku Fik.. pengertian banget kamu itu.. makasih ya Fik “.. Jawab Veni.

Sambil mereka makan bersama, mereka bercerita ini itu. Obrolan wanita lah mungkin begitu bahasanya.

((Akankah Fika terbawa perasaan juga atas kejadian dimana Veni di antar oleh Guntur waktu itu..?))

Bersambung ===
=== Eps. 5 ===

No More Posts Available.

No more pages to load.