PD Muhammadiyah Bojonegoro Nilai Bantuan Ke Kabupaten Lain Tak Rasional

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Kemiskinan dan kebodohan yang melahirkan pengangguran di Bojonegoro Masih sangat tinggi, namun kabar Bantuan APBD Bojonegoro untuk Kabupaten Lamongan dianggap tidak masuk akal, hal ini seperti disampaikan oleh Sholikin Jamik, salah satu pengurus PD (Pimpinan Daerah) Muhammadiyah Bojonegoro. Minggu (17/9/2023).

Menurut Sholikin Jamik, Bantuan hibah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro ke Kabupaten Lamongan sebesar 29 miliar menuai kontroversi. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, menyayangkan adanya keputusan yang tidak rasional itu.

“info dari temen-temen dewan dan dokumen yang beredar ke publik  memang sudah muncul pengajuan dari eksekutif berkaitan hibah yang akan diberikan kepada kabupaten Lamongan yang mendekati 30 miliar tersebut,” katanya pria yang menjabat wakil Ketua PD Muhammadiyah tersebut.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, lanjut Sholikin Jamik, bahwa melihat itu sama sekali tidak rasional, tidak ada urgensi hibah tersebut. Sholikin Jamik, menegaskan jika saat ini di kabupaten bojonegoro masih banyak persoalan-persoalan yang riil ditengah masyarakat baik di sisi ekonomi (kemiskinan ektrim), kebodohan (banyak rakyat yang hanya lulusan SD), Pengangguran, pengentasan stunting yang masih jauh dari harapan dan masih banyak yang belum tersentuh.

“Kalau kita bicara jujur argumentasi yang mendasari bantuan kepada kabupaten Lamongan itu masih belum ada. Dan meminta legislatif yang punya tugas fungsi anggaran harus menolak” ujarnya.

Apalagi, lanjutnya, kemarin muncul harapan dan keinginan dari beberapa kepala desa bahwa sampai detik ini amanah Perda yang memberikan amanah ADD 12,5 persen diwujudkan oleh Pemkab.

“Oleh sebab itu uang 30 milyar itu direncanakan untuk mengurangi angka kemiskinan, Pengangguran, kebodohan bahkan kekeringan dan bantuan sosial yang berbentuk riil kepada masyarakat, penyelesaian hutang ADD dengan masyarakat desa juga pengurangan stunting. Ini hal-hal yang lebih prioritas tentunya,” tambahnya.

Sholikin juga mempertanyakan apakah akan terulang lagi  dana hibah yang sebelumnya disalurkan ke Blora dan Sumedang, terjadi lagi di saat rakyat sendiri masih banyak yang miskin dan masih mengenyam pendidikan tingkat SD.

“Secara umum, saya pikir belum saatnya kita membantu Lamongan. Saya khawatir rakyat Bojonegoro menjadi marah karena masih banyak persoalan-persoalan rakyat Bojonegoro yang belum kita tuntaskan kok bantu Lamongan dengan angka yang 30 miliar.
Jadilah pemimpin jangan jadi penguasa,” pungkasnya. (Red/Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.