Prodi Ilmu Lingkungan Unigoro Ambil Bagian dalam Konservasi Lingkungan Desa Sukoharjo

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com — Ratusan mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan Universitas Bojonegoro (Unigoro) turut ambil bagian dalam upaya konservasi lingkungan dan pengembangan argoforestri di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, pada Minggu (4/2/24). Upaya konservasi tersebut ditandai dengan aksi penanaman pohon sekaligus simulasi pembangunan kawasan Argoferestri-Arboretum. Kegiatan yang diinisiasi Pemerintah Desa Sukoharjo juga dihadiri oleh perwakilan Bojonegoro Institute, East Java Ecotourism Forum (EJEF), Yayasan Adopsi Hutan Jawa Timur, PATTIRO, serta ACTORe Bojonegoro.
Ketua Prodi Ilmu Lingkungan Unigoro, Oktavianus Cahya A., ST., M.Sc., menuturkan, Desa Sukoharjo akan membangun kawasan Argoferestri-Arboretum supaya memiliki fungsi ekologi dan ekonomi bagi masyarakat. Terlebih desa tersebut kini menjadi penghasil migas dengan produksi mencapai 10.000 barel per hari. Sehingga karbon yang dihasilkan dari aktivitas eksploitasi migas sangat tinggi.

“Mahasiswa akan diajak simulasi ekowisata. Mulai dari menanam pohon dan dijelaskan apa korelasinya dengan kerusakan lingkungan yang ada di sini. Lalu melihat lebih dekat aktivitas perkebunan di desa ini. Kami berupaya memberikan sumbangsih pemikiran agar rencana pembangunan kawasan Argoferestri-Arboretum bisa terlaksana,” tuturnya.

Simulasi ekowisata dipandu oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) desa setempat yang mayoritas ibu-ibu. Usai menanam pohon peneduh dan buah-buahan di beberapa titik, para mahasiswa diajak menyusuri ladang-ladang milik warga yang berada di dekat Bengawan Solo. Selama perjalanan, mahasiswa selaku wisatawan akan mendapatkan penjelasan tentang kondisi geografis Desa Sukoharjo dan berbagai upaya konservasi yang dilakukan. Kegiatan ini diakhiri dengan sarasehan bersama seluruh pihak yang terlibat. Sekaligus menyaksikan penampilan seni ACTORe Bojonegoro.

Kepala Desa Sukoharjo, Sulistiawan mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk konservasi lingkungan. Selain untuk antisipasi peningkatan produksi karbon, desa tersebut juga rawan terhadap bencana banjir. Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Bojonegoro Institute, AW Syaiful Huda. Desa Sukoharjo memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Argoferestri-Arboretum. “Desa Sukoharjo siap menjadi desa percontohan untuk pembangunan ekowisata,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur EJEF, Agni Istighfar Paribrata, SH., MH., menilai simulasi ekowisata yang dilakukan oleh pokdarwis sudah bagus dan berjalan lancar. Sedangkan Ketua Yayasan Adopsi Hutan Indonesia, Putut Prabowo, menggagas program pohon asuh untuk pengunjung ekowisata Desa Sukoharjo. “Pengunjung bisa tanam pohon, lalu diberi tag namanya masing-masing. Beberapa tahun kemudian saat kembali lagi ke sini, pengunjung bisa mengingat ini pohon yang pernah ditanam,” tukasnya. (din/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.