Dibantu EMCL, Legenda Ketoprak Bonorejo Kini Menggeliat Lagi

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mendukung pengembangan budaya lokal ketoprak di Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Bantuan berupa perlengkapan pentas diberikan pada Senin (28/8/2023). Kiprah legenda ketoprak desa terdekat Lapangan Mintak Banyu Urip itu kini menggeliat lagi.

Sejak tahun 1960an Desa Bonorejo sudah dikenal dengan kesenian ketopraknya. Hingga akhir 90an mereka redup karena para pemainnya sudah tiada. Tak ada generasi yang menggantikan.

Pada 2021 para “pewaris” mendirikan kembali Ketoprak Suryo Budoyo. Penampilan mereka cukup menarik perhatian masyarakat. Ribuan penonton hadir pada pentas perdananya di penghujung 2021.

“Kualitas penampilan kami juga mendapat perhatian luar daerah hingga Pemerintah Kabupaten Bojonegoro,” ucap Ratijan sebagai ketua kelompok.

Pria kelahiran 1974 ini mengaku bahwa panggilan mentas sudah banyak. Terakhir kali tampil bersama Bupati Bojonegoro dan para pejabat Pemkab pada akhir bulan lalu. Saat itu ketoprak Ratijan diramaikan dengan penampilan legenda ketoprak Indonesia, Kirun.

“Bantuan dari EMCL sangat membantu kami untuk terus berkembang,” imbuhnya.

Ketoprak Suryo Budoyo diisi oleh 39 pemain dari Bonorejo dan 4 orang tambahan dari luar desa. Undangan pentas yang cukup banyak membuat mereka harus pandai mengatur waktu. Mereka juga harus terus menjaga kualitas.

“Perlengkapan yang kami terima ini mendukung kami untuk selalu berinovasi, membuat sebuah tampilan selalu kekinian dan terus diminati meski alternatif hiburan semakin banyak,” tegasnya.

Bantuan EMCL diserahkan langsung oleh perwakilan manajemen, Feni Kurnia Indiharti. Sedangkan Kepala desa, Rahmad Aksan menyaksikan penyerahan tersebut. Sebanyak 69 jenis kostum ketoprak diterima langsung oleh Ratijan.

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan ini, semoga bisa mendorong berkembangnya kesenian di desa kami,” ucap Kepala Desa Bonorejo.

Seperti diketahui, EMCL juga memberikan dukungan bidang kesenian di Desa Mojodelik, Desa Sudu, dan desa-desa lain sekitar operasi Lapangan Minyak Banyu Urip.

“Dunia pentas pasca pandemi mulai menggeliat, semoga ini jadi momentum yang baik untuk memeriahkan kembali kebudayaan lokal,” pungkas Feni. (Red Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.