APBD Tinggi, Bojonegoro Mampu Memberikan Pendidikan Yang Lebih Layak Guna Ciptakan Potensi Maksimal

oleh -
oleh

Reporter : Bima Rahmat

SuaraBojonegoro.com – Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan. Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan akumulasi pengetahuan, akan tetapi juga tentang membentuk kepribadian serta keterampilan yang akan membentuk individu guna meraih kesuksesan. Sabtu (05/08/23).

Hal ini disampaikan Sugeng Priyanto, Calon Legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro. Menurutnya di tengah persaingan global serta tantangan masa depan yang sangat kompleks saat ini, pendidikan menjadi investasi yang sangat berharga bagi masyarakat.

“Dengan pendidikan dapat memberdayakan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang terus berkembang,” katanya.

Kabupaten Bojonegoro, dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang melimpah maka sangat layak jika masyarakat bojonegoro, untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik agar dapat mencapai potensinya secara maksimal.

Caleg DPRD Kabupaten Bojonegoro, Dapil 1, (Bojonegoro, Trucuk, Dander) ini menjelaskan jika pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan cenderung lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan pendidikan menciptakan manusia yang berpengetahuan luas, mampu berpikir kritis, dan memiliki keterampilan produktif.

“Ini berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, karena sumber daya manusia yang terdidik mampu menciptakan nilai tambah dan inovasi,” tuturnya.

Pria yang akrab disapa Yanto Teluncung, ini menegaskan jika pemerintah daerah, harus mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan yang berkualitas. Dengan sistem pendidikan yang berkualitas dimaksudkan untuk menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, terlebih bagi anak-anak, generasi muda.

“Penggunaan anggaran pendidikan utamanya di daerah-daerah tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya program-program yang dibuat oleh pemerintah seringkali hanya program tambal sulam (incremental) dan tidak berkelanjutan (sustainable). Banyaknya sekolah, utamanya sekolah dasar yang dalam kondisi rusak berat dan hanya direhabilitasi melalui Biaya Orientasi Sekolah (BOS) dan berbagai paket program sejenis lainnya, tidaklah menjadikan sarana dan prasarana pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Banyaknya sekolah dasar yang rusak tersebut menyebabkan anak-anak usia pendidikan dasar tidak merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

“Padahal untuk anak-anak usai tersebut, dukungan sarana dan prasarana yang memadai amat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan pendidikannya,” pungkasnya. (Bim/red).

No More Posts Available.

No more pages to load.