Petilasan Syekh Siti Jenar Dan Cikal Bakal Dusun Lemah Bang Desa Margomulyo Balen

oleh -
oleh

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com – Di Kabupaten Bojonegoro terdapat sebuah petilasan Syekh Siti Jenar yang lokasinya berada di tengah persawahan di Dusun Lemahbang Desa Margomulyo Kecamatan Balen.

Petilasan tersebut dulunya digunakan Syekh Siti Jenar untuk bersinggah ketika melakukan perjalanan ketika untuk berguru, petilasan itu sering digunakan oleh Syekh Siti Jenar untuk berdzikir, beribadah serta mensyiarkan agama Islam.

Untuk menuju ke petilasan dapat menempuh jarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro. Lokasi yang dikelilingi beberapa pepohonan membuat siapa saja yang berkunjung ke petilasan akan merasa nyaman dan tenteram, petilasan Syekh Siti Jenar berada didalam sebuah bangunan tembok berukuran sekitar 6×4 meter yang dibangun untuk menjaga keberadaan petilasan, jika masuk didalam bangunan terdapat bangunan lagi yang terbuat dari kayu yang didalamnya terdapat sebuah petilasan Syekh Syekh Siti Jenar, ketika melihat lebih dalam lagi akan nampak sebuah tanah yang menjadi petilasannya, sedangkan kain putih yang berada di dalam petilasan menunjukkan betapa sakralnya didalam tempat tersebut.

Imam Panjalu selaku Pengurus Situs Cagar Budaya Syekh Siti Jenar ketika diwawancara awak media Senin (04/01/2023) menjelaskan  bahwa di tempat inilah dahulu Syekh Siti Jenar singgah untuk melakukan perjalanan dalam rangka berguru ke Surabaya ataupun ke Gresik saat itu di tahun era yang sama dengan Wali Songo atau era Kerajaan Demak Bintoro.

“Sambil singgah Syekh Siti Jenar sering melakukan beberapa ritual, yakni wirid dan beribadah, mengajarkan ngaji atau tukar kaweruh dengan warga sekitar daerah balen”, sambungnya

“Lemahbang sendiri memiliki arti lemah atau tanah atau siti, sedangkan abang atau kemerahan itu jenar, selain disini juga ada beberapa tempat pula terdapat petilasan serupa seperti di Kabupaten Pekalongan di Kecamatan Lemahbang”, sambungnya.

Dijelaskan juga bahwa Tradisi Jawa masih kental terjaga di tempat ini, seperti sedekah bumi
dan setiap Jum’at pahing selalu ada orang yang membawa berkat atau ambeng dan pangang ayam sebagai wujud rasa syukur, biasanya usai melakukan sedekah di petilasan sambil membawa ambeng yang didalamnya berisi ayam panggang, kemudian di makan bersama kemudian tusuk panggangnya ditancapkan di bawah pohon dekat petilasan, entah memiliki makna tersendiri namun sudah menjadi kebiasaan warga setempat.

“Selain warga lokal Bojonegoro banyak pula warga luar Bojonegoro, seperti Rembang, Tuban, Pasuruan maupun Jakarta hingga Bandung datang kesini untuk berdoa dan ngalap berkah,” pungkasnya. (Put/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.