Temukan Potensi Energi Terbarukan di Bojonegoro, Prodi Kimia Unigoro Gelar Kuliah Umum

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Prodi Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah umum di Hall Suyitno Unigoro, pada Rabu (3/7/24). Kuliah umum kali ini mengusung tema A-Z Energi Terbarukan: Dari Global Sampai Indonesia. Prodi tersebut menghadirkan Dr. Melania Suweni Muntini, MT., selaku Assistant Professor Department of Physics Faculty of Science and Data Analytics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai dosen tamu.

Kuliah umum tersebut juga diikuti siswa-siswi SMA/MA/SMK se Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
Kaprodi Kimia Unigoro, M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., menerangkan, pemilihan tema kuliah umum selaras dengan kebutuhan energi terbarukan saat ini. Artinya, banyak isu-isu energi yang ramai diperbincangkan dan bisa dikaji lebih mendalam. “Kimia beberapa waktu terakhir membicarakan tentang reduce energy (konservasi energi, Red). Kira-kira apa yang bis akita manfaatkan dari pure energy, solar energy, dan hydrogen energy ini?,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unigoro, Ir. H. Zainnudin, MT. Keberlanjutan energi terbarukan harus dipersiapkan mulai sekarang. Beliau mendorong mahasiswa dan dosen Fakultas Sains dan Teknik Unigoro untuk memperbanyak riset tentang energi terbarukan. “Kita bisa kembangkan energi terbarukan ini dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium fakultas yang lengkap,” tuturnya.

Di hadapan peserta, Melania menegaskan bahwa dampak emisi gas rumah kaca (GRK) telah dirasakan saat ini. Indonesia menjadi salah satu negara dengan aktivitas GRK yang tinggi. Adanya Paris Agreement berupaya mengajak seluruh masyarakat berperan menurunkan pemanasan global.

Berdasarkan hasil Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021 atau COP26, Indonesia merespon dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021. “Penggunaan batu bara harus dikurangi secara signifikan. Maka jika ada fenomena tarif listrik semakin naik itu bukan sepenuhnya salah pemerintah. Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan investasi pada sektor energi terbarukan,” paparnya.

Melania melanjutkan, Pemerintah Indonesia dan Dewan Energi Nasional (DEN) sedang mengembangkan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) 2020-2040. Ada empat strategi yang dirumuskan. Pertama, meningkatkan lifting minyak bumi dan kapasitas kilang BBM. Kedua, mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. Ketiga, mendorong pengembangan kendaraan listrik. Keempat, mendorong pengembangan EBT untuk mengurangi impor minyak. “Karena Bojonegoro ini adalah lumbung energi, secara langsung kabupaten ini membutuhkan insan-insan yang punya ilmu tentang energi terbarukan. Nah, ini bisa dipelajari di Prodi Kimia Unigoro,” paparnya.

Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah. Mulai dari panas bumi, bioenergy, surya, air, angin, arus laut, dan nuklir. Melania menyebut, untuk energi tenaga angin tidak direkomendasikan diterapkan di Indonesia. “Sedangkan energi dari arus laut belum dilakukan. Tapi yang sudah menerapkan dan berhasil adalah Israel. Indonesia tidak mungkin akan berguru ke Israel untuk menggarap energi arus laut ini. Sementara pengembangan energi nuklir masih jadi pro dan kontra di kalangan masyarakat,” ungkapnya.

Kuliah umum yang dipandu oleh Ketua Laboratorium Proses Material dan Energi Terbarukan Unigoro, Zuffa Anisa, S.Pd., M.Si., berlangsung interaktif. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan untuk menjawab rasa ingin tahunya tentang EBT. (din/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.