Kisah Empu Supa, Bawa MII Mojokampung Raih Juara 2 di Pawai Budaya Hari Jadi Bojonegoro ke 346

oleh -
oleh

SuaraBojonegoro.com – Legenda Empu Supa dari Kayangan Api mengantarkan Madrasah Ibtidaiyah Islmiyah (MII) Mojokampung meraih posisi kedua dalam pawai budaya 2023 yang digelar pada 28 Oktober. Pawai untuk memperingati Hari Jadi Kota Bojonegoro ke-346 yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-95.

“Alhamdulillah, terima kasih banyak atas dukungannya. Semua berkat kerja keras bersama,” ujar Moch Nur Arief Efendy. Penanggung Jawab pawai MI Islamiyah, Sabtu (28/10/2023).

Pria yang biasa disapa Pak Pendik ini menambahkan anak-anak lebih leluasa bergerak sepanjang jalan yang dilalui. Melihat situasi di jalan hanya sedikit kendaraan yang berlalu lalang.

Kange Bojonegoro 2009 ini mengungkap MII Mojokampung tahun ini mengangkat tema cerita lokal, Ciptaning Jangkung Ing Kayangan Api. Dengan tokoh Empu Supa, pembuat keris yang menjadi ciri khas daerah setempat.

Alasan kreator andalan MII Islamiyah Mojokampung mengambil tema ini adalah sebagai greget untuk mengenalkan destinasi wisata Bojonegoro. Selain itu, Madrasah ini belum pernah  mengangkat tema kekhasan daerah. Dalam hal ini, Keris Jangkung sebagai senjata khas daerah di Kayangan Api. Sebuah destinasi wisata api abadi.

Ada tiga makna filosofis yang menjadi landasan pemilihan judul dan tema Ciptaning Jangkung Ing Kayangan Api. Pertama, manusia harus tunduk dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, sebagai makhluk soial harus berhubungan baik antar sesama. Hidup guyup dan rukun. Ketiga, kesinambungan hidup dengan keseimbangan alam. Menjaga dan melestarikan alam.

“Sebagai kange Bojonegoro 2009, sedikit banyak tahu tentang sejarah Bojonegoro. Mencari judul ini. Pusaka yang dibuat leh Empu Supa yaitu Keris Jangkung Luk Telu Blong Pok Pok Gonjo yang ditempa dari api yang keluar dari tanah. Sekarang dikenal dengan kayangan api,” tutur guru kelas 2 ini.

Tujuan yang ingin dicapai adalah, siswa mengenal budaya loal, dengan budaya akan tumbuh karakter, sebagai produktifitas lembaga, dan mengenalkan potensi budaya serta wisata Bojonegoro.
Pak Pendik menambahkan prose kreatif siswa MII Mojokampung pada pawai tahun ini terbilang cepat. Latihan kurang lebih satu Minggu setelah Juknis dari panitia.

Peserta berjumlah 80 siswa dengan pembagian barisan kange yune, pembawa banner, grup keris, penari Kayangan Api, kelompok Rontek, Oklik Kali Kening Desa Sranak, dan penari Kembang Kayangan.
Ditemui terpisah, Erni Megawati selaku Kepala Madrasah mengungkapkan perasaan haru atas pencapaian ayng diperoleh lembaga dan anak didik MII Mojokampung. Keberhasilan ini tidak bisa diraih tanpa kerjasama dari semua pihak. MII setiap tahun selalu meramaikan even tahunan ini.

“Ini untuk uri-uri kebudayaan daerah yang mana jangan sampai punah. Sebagai wahana edukasi kepada anak-anak serta wali murid tentang nilai juang dan gotong royong. Sekaligus syiar tentang MII yang hampir tidak dikenal,” tuturnya.

“Perjuangan merangkul wali murid yang beraneka ragam sungguh luar biasa dengan pantauan dari wali kelas masing-masing,” imbuh perempuan berkacamata ini. (Red/Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.