Ini Penjelasan Rektor Unugiri Terkait Pembuatan Soal Tes Perangkat Desa Glagahan

oleh -
oleh

Reporter : Sasmito

SuaraBojonegoro.com – Terkait dugaan adanya kejanggalan Tea Perangkat Desa Gkagahan Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro, yang berujung pengaduan oleh Peserta Tes yang gagal masuk ke Komisi A DPRD Bojonegoro dengan berbagai data dugaan kejanggalan yang diajukan dan Komisi A DPRD berenca memanggil semua pihak yang terlibat dalam Tes Perangkat Desa Glagahan.

Rektor Unugiri Bojonegoro Ridlwan Hambali, menanggapai berbagai dugaan kejanggalan khusus pada persoalan seputar pembuatan soal yang menjadi pembahasan didalam Hering antara Komisi A yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Anam Warsito dengan Peserta Tes Perangkat Desa diantaranya membahas kebenaran soal tes Perangkat Desa Glagahan yang ditengarai hanya pengetahuan umum dan tidak ada soal dasar scolastinknya, serta dugaan kebocoran kunci jawaban soal tes.

Disampaikan oleh Ridlwan Hambali bahwa tidak benar jika isi soal hanya berisi pengetahuan umum saja, dijelaskan bahwa Dari 100 soal yang dibuat oleh pihak Unugiri ada 27 soal berupa tes bakat skolastik (TBS), 24 soal terdiri dari tes pengetahuan khusus terkait formasi yang dibutuhkan dan 49 soal terdiri dr tes kemampuan dasar/TKD.

“Kami membuat 3 bentuk soal ini sesuai dengan MoU kami dengan panitia desa,” Jelas Rektor Unugiri,saat dikonfirmasi oleh SuaraBojonegoro.com, Rabu (27/2/19).

Menanggapi Soal adanya isu kebocoran kunci jawaban Ridlwan Hambali memastikan tidak ada kebocoran, Karna proses pembuatan soalnya melalui karantina dan dalam pengawasan aparat.

Dirinya juga menceritakan bahwa dalam proses pembuatan soal pihaknya mulai berada di Balaidesa jam 05.00 WIB lebih dan kemudian pembuat soal masuk ruang karantina dan dalam pengawasan polres dan polsek Sugihwaras, untuk proses penyusunan soal.

“Di ruang karantina kami tidak bisa langsung bikin soal karena harus menunggu beberapa perwakilan peserta yang belum datang, dan Perwakilan peserta dihadirkan oleh panitia untuk dimintai pendapatnya mengenai bentuk soal yang akan kami ujikan,” Papar Ridlwan.

Kemudian Setelah melalui proses tawar menawar yang agak panjang, akhirnya disepakati atas permintaan perwakilan peserta, soal yang awalnya disusun dan oleh tim pembuat soal dibagi atas dua pilihan: A dan B harus diacak dan diaduk. Semua permintaan perwakilan peserta di ikuti oleh tim pembuat soal dan hasil pengacakan dan pengadukan di serahkan ke panitia.

“Dalam proses pembuatan soal juga semua Alat Komunikasi Atau Handphone kami disita, dan Handphone baru aktif dan diberikan setelah kami pamit pulang. Jadi tidak benar kalau ada yang bilang kami masih memegang Handphone,” Tambahnya.

Diteruskan oleh Rektor Unugiri dalam keterangan ya bahwa Setelah soal siap di susun, sekitar jam 10.30 WIB tim pembuat Soal perlu menggandakan, dan ternyata mesin fotocopy yang disediakan oleh panitia kecil sehingga tidak mampu untuk mengcopy sekitar 1000an lembar, kemudian oleh panitia soal dibawa keluar untuk difotocopy atas pengawalan yg sangat ketat oleh aparat aparat.

“Dari semua proses di atas, kami bisa memastikan tidak ada kebocoran,” Imbuhnya.

Rektor Unigiri juga menjelaskan terkait dengan soal berupa TBS (tes bakat skolastik), pihaknya meminta agar sama-sama merujuk kepada definisi yang baku tentang tes bakat skolastik. TBS adalah sebuah tes yg bertujuan untuk mengetahui bakat dan kemampuan seseorang di bidang keilmuan. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ) seseorang.

Dan dipastikan oleh Ridlwan bahwa Tes ini telah menjadi tes standar CPNS, tes masuk perguruan tinggi, tes penyaringan calon perangkat dan tes keperluan lain.

Dirinya juga menjelaskan bahwa sesuai Puspendik mengembangkan TBS dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang terdiri dati 3 subtes yaitu Subtes Verbal, Subtes Kuantitatif, dan Subtes Penalaran.

Adapaun penjabarannya sebagai berikut :
1. Subtes verbal : mengukur kemempuan seseorang dalam menggunakan logika verbal untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan denagn masalah kata/bahasa.
Subtes verbal terdiri dr: sinonim, antonim, analogi dan wacana.
2. Subtes kuantitatif : mengukur kemampuan matematis sederhana, memahami konsep matematika dan menggunakan logika angka untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan angka.
Subtes kuantitatif terdiri dari : deratan angka, aritmatika, aljabar dan geometri.
3. Subtes penalaran: mengukur kemampuan untuk memilih dan mengorganisasi informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
Subtes penalaran terdiri dari : logis, diagram dan analitis..

(Sas*)

No More Posts Available.

No more pages to load.