Muhasabah Muharram dan Perubahan

Oleh : Italismaya S.Pd

SuaraBojonegoro.com – Waktu terus berjalan, tidak terasa umat Muslim telah memasuki tahun Baru 1446 Hijriyah. Ada kebiasaan baik disetiap terjadi pergantian waktu, yakni bermuhasabah. Baik bermuhasabah terhadap diri sendiri ataupun kondisi yang ada ditengah masyarakat kita. Apakah dari waktu ke waktu kita semakin baik, kita semakin taat dan bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah? Atau kita malah semakin jauh dari petunjuk dan berulangkali melakukan kesalahan serta kemaksiatan?

Dengan pergantian waktu, apakah kondisi masyarakat kita semakin baik ataukah semakin buruk. Apakah lebih banyak orang yang melakukan ketaatan atau justru banyak yang melakukan kemaksiatan dan kejahatan. Masyarakat semakin Islami atau jauh dari Islam?

Sungguh sebenarnya kita inggin selalu menjadi hamba-hamba yang lebih baik. Kita juga ingin melihat kondisi masyarakat kita menjadi lebih baik. Kita bisa meraihnya, asalkan kita mau melakukan perubahan itu. Ya, agar kita termasuk bagian dari mereka orang-orang yang beruntung. Dimana hari esok kita lebih baik dari hari ini.

Baca Juga:  STIE CENDEKIA, Berani Maju Semakin Cerdas

Hijrah Rasulullah Muhammad SAW

Tahun Baru Hijriyah erat kaitanya dengan peristiwa Hijrah Rasulullah SAW ke kota Madinah. Meninggalkan kota Mekkah yang masih dipenuhi kejahiliyaan, dimana budaya syirik, perdukunan, takhayul, perjudian, riba, perzinaan, kecurangan dalam perdagangan, ketimpangan ekonomi, penindasan terhadap perempuan dan kaum dhuafa, serta fanatisme kesukuan yang masih sangat kental menuju pelaksanaan Islam Kaffah di Madinah.

Sungguh hijrah beliau itu telah memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. Hijrah beliau mengubah secara total peradaban dan aturan kufur menjadi peradaban Islam dengan pelaksanaan aturan Islam secara menyeluruh.

Jahiliyah Modern

Hal yang patut kita perhatikan adalah kondisi masyarakat atau umat sekarang ini. Ternyata banyak yang lalai dengan perintah Allah SWT. Meninggalkan nilai-nilai Islami, lebih memilih dan membanggakan budaya yang bukan dari Islam. Budaya bebas, budaya hedon, materialistis, individualistis telah banyak menjangkiti masyarakat kita.

Banyak yang berat menjalankan hukum Islam dan lebih memilih serta rela menjalankan hukum yang tidak berasal dari Islam. Banyak kasus perzinahan, perjudian, menjamurnya riba, peredaran miras, meningkatnya kriminalitas menjadi bukti yang tak bisa terelakkan. Islam kembali asing, kesempurnaanya diragukan, dijadikan kambing hitam dan ketika memilih aturan Islam dianggap sebagai kemunduran. Astaghfirullah, semoga tidak semakin kebablasan.

Baca Juga:  ADA TIGA SUMBER ACUAN DALAM PENETAPAN HAKIM SELAIN UNDANG-UNDANG BERKAITAN PERMOHONAN SATU ORANG YANG SAMA DENGAN NAMA BERBEDA

Banyak yang memilih kembali “jahiliyah” padahal petunjuk dari Allah SWT telah jelas bagi mereka. Allah SWT berfirman:

“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi kaum yang yakin? (TQS al-Maidah [5]: 50).

Saatnya Berhijrah

Karena itu kita, dan umat saat ini wajib melakukan perubahan total, dengan meninggalkan segala hal yang Allah SWT larang menuju ketaatan total kepada-Nya.

Tidak cukup sekadar hijrah secara pribadi, seperti memperbaiki ibadah dan akhlak. Lebih dari itu umat juga wajib diseru untuk menjalankan syariah Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. Karena pelaksanaan syariah Islam secara menyeluruh adalah bukti keimanan dan ketaatan totalitas seorang hamba di hadapan Allah SWT. (**)