Tak Dapat Pupuk Subsidi, Petani Di Bojonegoro Mengeluh Harga Hasil Pertanian Turun Saat Panen

oleh -
oleh
Ilustrasi

Reporter : Putut Sugiarto.

SuaraBojonegoro.com – Bojonegoro. Petani jagung di Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro mengeluh. Hal itu terkait dengan turunnya harga jagung saat petani jagung itu panen. Darus warga Desa Ngelo menuturkan, harga jagung hanya 4.800 rupiah perkilogram. Menurut Darus harga sebelumnya 5.200 perkilogram.

Selain itu Darus juga menjelaskan bahwa saat ini petani jagung kesulitan. Pasalnya tidak dapat pupuk bersubsidi dan bibit yang yang tidak memadai.

“Pupuk yang tidak bersubsidi harganya mahal, saat panen harga turun. Semuanya pakai pupuk non subsidi, bangkrut Mas,” kata Darus. Senin (26/06/2023).

Darus juga menerangkan, dirinya dan petani lain tidak dapat pupuk bersubsidi karena dirinya menggunakan lahan hutan.

Sementara itu Ir. Darsan Ketua Kontak Tank Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Bojonegoro membenarkan petani itu. Menurut pria yang juga dosen Universitas Bojonegoro (Unigoro) itu penurunan hasil panen jagung itu karena kurangnya pupuk.

“Tanaman jagung kalau di lahan Perhutani kekurangan pupuk. Hal itu karena tidak dapat jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah,” kata Pak Darsan sapaan akrabnya.

Darsan melanjutkan, sehingga petani menggunakan pupuk non subsidi. “Karena harga pupuk non subsidi sangat mahal, para petani kurang mampu utk beli. Hal itu berdampak pengurangan jumlah pupuk yang diberikan ke tanaman jagung,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditayangkan awak media masih menunggu jawaban dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth, S.P., M.M. (put/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.