KEBAHAGIAAN ORANG YANG PUASA

oleh -
oleh

Oleh : Ust. Sholikin Jamik

SuaraBojonegoro.com – Bahagia adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas. Hal ini memang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Namun, benang merahnya ada pada kepuasan terhadap hidup.

Al Qur’an menggambarkan kebahagiaan di dunia melalui beberapa istilah di antaranya kehidupan yang baik, dada yang lapang karena dipenuhi cahaya iman-Islam, hati yang tenang dengan selalu berzikir kepada Allah serta ketenangan
Orang yang berpuasa akan menemukan 2 kebahagian sekaligus sesuai yang tertera Dalam Hadits qudsi ALLAH Ta’ala berfirman,_

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘alaihi)

Beberapa pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas:

1️⃣ Hadits ini adalah satu dari sekian banyak hadits yang menerangkan tentang keutamaan ibadah puasa. ALLAH secara langsung menyatakan bahwa puasa dapat menerbitkan kebahagiaan pada hati orang-orang yang melaksanakannya. Beban saat berpuasa menahan segala keinginan syahwat kelak berakhir dengan berjuta kebaikan yang menyenangkan, baik di dunia, maupun di akhirat.

2️⃣ Orang-orang yang berpuasa akan merasakan bahagia saat ia menyelesaikan ibadah puasa karena ia dapat melakukan kembali perkara-perkara yang dilarang saat ia berpuasa. Dan lebih dari itu, ia akan berbahagia karena kepuasaan batin yang dirasakannya saat ia dapat melaksanakan ibadah kepada ALLAH seraya mengharap pahala dari-Nya.

3️⃣ Dalam Al-Qur’an, ALLAH menyebut kata bahagia dalam dua segmen; pertama, kebahagiaan karena dunia. Dan kedua, kebahagiaan karena keutamaan dan rahmat ALLAH. Kebahagiaan karena dunia adalah kebahagiaan yang tercela. Maksudnya dunia yang melupakan keutamaan dan nikmat ALLAH. Hal ini ditunjukkan oleh Firman ALLAH tentang Qarun.

“Janganlah engkau terlalu bangga, sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.” (QS. Al-Qashash : 76)

4️⃣ Adapun kebahagiaan karena keutamaan dan rahmat ALLAH adalah kebahagian yang terpuji, bahkan diperintahkan.
ALLAH Ta’ala berfirman (yang artinya),_ “Katakanlah: “Dengan keutamaan ALLAH dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Keutamaan ALLAH dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus : 58)

Lalu, apakah yang dimaksud keutamaan dan rahmat ALLAH itu? Untuk mengetahuinya, kita harus melihat ayat sebelumnya. Yaitu Firman ALLAH (yang artinya), “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus : 57)

Maka, ia adalah bahagia karena pelajaran dari ALLAH, yaitu perintah dan larangan ALLAH yang sarat hikmah dan kebaikan. Bahagia karena penyembuh bagi penyakit-penyakit hati dalam dada berupa kejahilan, kegelapan dan kesesatan. Bahagia karena petunjuk dan rahmat yang menjamin penjagaan. Bahagia karena Rasul-Nya, karena Al-Qur’an, karena Sunnah, ilmu dan amal shaleh.

Inilah kebahagian yang hakiki. Kebahagiaan yang abadi sampai ke akhirat. Adapun bahagia karena dunia, ia adalah kebahagian yang sementara dan menuju kepada kehancuran.

5️⃣ Orang-orang beriman kelak juga berbahagia saat melihat wajah Tuhannya. Dan ini adalah kenikmatan tertinggi di akhirat. Wajah mereka berseri-seri melihat kepada Tuhannya.

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Memandang Tuhannya.” (QS. Al-Qiyamah : 22-23)*

6️⃣ Semoga dengan keberkahan ibadah puasa Ramadhan tahun ini kita dapat meraih kebahagian yang hakiki, kebahagian hidup dalam ketaatan kepada ALLAH di dunia, begitu juga kebahagian abadi di akhirat saat bertemu dengan Rabbul ‘aalamin. (*)

*)Penulis Adalah Ketua KBIHU Masyarakat Madani Bojonegoro

No More Posts Available.

No more pages to load.