Soal Kelangkaan LPG, Ini Kata Pj Bupati Bojonegoro

oleh -
oleh

Reporter : Putut Sugiarto.

SuaraBojonegoro.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengambil langkah cepat untuk mengatasi kelangkaan LPG 3 Kg yang terjadi di masyarakat. Stok LPG pun langsung ditambah oleh Pertamina Patra Niaga Regional V Jatim Balinusra.

Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto mengungkapkan, pihaknya sudah meminta tambahan kuota LPG bersubsidi itu untuk mengatasi kelangkaan yang terjadi belakangan.

“Iya, dalam rangka mengatasi kelangkaan,” ujarnya, Selasa (14/5/2024).

Permintaan kuota fakultatif LPG 3 Kg bersubsidi itu dibenarkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro Nurul Azizah. Dalam surat permohonan yang dikirim pada 8 Mei 2024 itu, penambahan kuota LPG bersubsidi untuk mengatasi kelangkaan.

Dalam surat yang ditandatanganinya itu, penambahan kuota diharapkan bisa mengantisipasi keterlambatan pengiriman menjelang dan pasca Idul Fitri 1445 Hijriah, serta saat hari libur nasional tanggal 1, 9, dan 23 Mei 2024 dan seterusnya di wilayah pelayanan Kabupaten Bojonegoro.

Pihaknya memastikan bahwa bahwa LPG subsidi 3 Kg stoknya aman. Sebab Pertamina Patra Niaga Rgional V sendiri sudah menambah pasokan LPGnya. Yakni, pasokan sebanyak 106 Metrik Ton per hari atau setara 34.670 tabung LPG 3 Kg per hari.

Kelangkaan itu terjadi di level pengencer dan harganya lebih tinggi. Sedangkan di pangkalan LPG resmi stok setiap harinya diatas 50 tabung LPG dengan harga HET Rp 16.000/tabung.

“Belinya di pangkalan agar dapat jaminan LPG selalu tersedia dan lebih murah,” imbuhnya.

Hal yang sama juga diungkap oleh Asiyah Warga Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Ia merasa tidak kesulitan untuk mendapat LPG 3 Kg karena stok di pangkalan yang berada di sekitar rumahnya selalu aman dan harganya juga masih stabil.

“Harganya juga normal, Rp16ribu/tabung. Dan yang terpenting LPG nya selalu tersedia sehingga tidak membuat kami khawatir kehabisan LPG setiap harinya,” paparnya.

Salah seorang pemilik pangkalan LPG 3 Kg di Desa Pacul Kecamatan Bojonegoro, Parman mengatakan, belakangan stok LPG untuk masyarakat miskin itu tidak pernah telat. Setiap seminggu sekali, selalu mendapat distribusi LPG untuk kebutuhan warga sekitar pangkalan.

“Kalau untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar stoknya masih aman,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Olyvia Dian, seorang ibu muda yang mengaku lebih suka beli di pangkalan resmi karena harganya beda Rp 2.000 sampai 3.000 dibandingkan membeli di toko klontong biasa.

“Harga di pengecer seperti toko dekat rumah saya bisa mencapai Rp 19.000 bahkan 20.000 lebih. Dan stoknya di toko sering habis,” ungkap ibu muda 2 anak itu.

Hal yang sama juga disampaikan pemilik pangkalan LPG di RT 16 Desa Pacul, Ulfa. Menurutnya, sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan ini dimungkinkan bukan dari pangkalan. Tetapi ditingkat pengecer. Sebab, saat musim hajatan seperti sekarang permintaan masyarakat memang bertambah.

“Kami mengutamakan pelayanan bagi masyarakat sekitar dulu. Meski setelah ada distribusi barang langsung habis, tetapi tidak sampai terjadi kelangkaan,” ungkap Ulfa.

Sementara itu, Ahad Rahedi, Area Manager Comm, Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengaku pihaknya selalu siap dan tanggap jika terjadi kelangkaan LPG di semua wilayah Regional V.

“Kami telah menambah pasokan LPG untuk Bojonegoro dan dipastikan stoknya aman. Kami juga menghimbau agar warga membeli di pangkalan langsung. Selain harganya lebih murah, stoknya juga terjamin selalu ada,” tandas Ahad. (Put/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.