Menengok Makam Bupati Bojonegoro Ke-21, Pemrakarsa Pertama Masjid Agung Darussalam

oleh -
oleh

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com  –  Kanjeng Soemantri atau Raden Adipati Aryo Koesoemo Adinegoro merupakan Bupati Bojonegoro ke 21, selain itu beliau merupakan salah satu tokoh penyebar agama islam di Kabupaten Bojonegoro, ada saat penjajahan Hindia-Belanda.

Kanjeng Soemantri menjabat sebagai Bupati Bojonegoro pada periode 1916 hingga 1936, beliau menggantikan Raden Adipati Aryo Rekso Koesomo yang merupakan ayahnya, pada saat itu menjabat sebagai Bupati Bojonegoro ke 20 pada periode 1890 hingga 1916.

Kanjeng Soemantri lahir di Surabaya tanggal 19 Maret tahun 1888, dan wafat pada tanggal 30 desember tahun 1936 sesuai yang tertera pada nisan makam beliau di Jalan Basuki Rahmad, Gang Kyai Mojo, Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. Sementara itu, makam kedua orang tuanya, juga turut dimakamkan bersebelahan dengan makam kanjeng soemantri, di komplek pesarehan Kanjeng Soemantri.

Juru Kunci Makam Kanjeng Soemantri, Masti’ah mengatakan, Kanjeng Soemantri juga dikenal sangat dikenal jasanya yakni, sebagai pemrakarsa pertama pembangunan Masjid Agung Darussalam Bojonegoro. Pada saat itu, Kanjeng Soemantri memplopori renovasi pembangunan masjid, yang menjadi ikon jantung Kota Bojonegoro.

“Kanjeng Soemantri ini memprakarsai renovasi Masjid Agung Darussalam pertama kali yang dilakukan pada tahun 1925,” ungkap Masti’ah, Jum’at (19/05/2023).

Selain itu, lanjut Masti’ah, Kanjeng Soemantri termasuk orang yang mensyiarkan dan menyebarkan agama islam di Kabupaten Bojonegoro. Pada saat itu, di wilayah Kecamatan Padangan banyak terdapat orang china yang agamanya Kong Hu Chu, kemudian masuk islam adanya organiasi pergerakan serikat islam.

“Sedangkan serikat islam, saat itu di pimpin oleh Kiyai Haji Hasyim, dan Kanjeng Soemantri ikut serta dalam memprakarsainya,” bebernya.

Menurutnya, Pergerakan Serikat Islam selain dalam wadah mensyiarakan agama islam, juga bertujuan mematahkan perdagangan hindia belanda masa itu. Kemudian berkembang dengan bersatunya masyarakat Bojonegoro, pada akhirnya menjadi pergerakan persatuan rakyat Bojonegoro, untuk memerangi Hindia Belanda.

Masti’ah menambahkan, pada masa Kanjeng Soemantri menjabat sebagai Bupati Bojonegoro, beliau salah satu tokoh yang berpengaruh dalam sejarah sumur minyak di Kawengan. Namun, sumur kawengan tersebut sebelumnya yang mendirikan yakni, Eyang Sepuh sebutan Masti’ah untuk Raden Adipati Rekso Koesomo (Ayah Kanjeng Soemantri).

“Eyang Sepuh yang mendirikan, namun selanjutnya Kanjeng Soemantri yang memegang dan menjadi tokoh yang berpengaruh dalam Sumur Kawengan, hingga berdirinya beberapa sumur minyak di sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro,” pungkasnya.

Perlu diketahui, saat ini keturunan Kanjeng Soemantri telah memasuki generasi kelima, namun tak sedikit dari keturunan Kanjeng Soemantri yang tinggal berada di luar Bojonegoro seperti di DKI Jakarta bahkan ada yang di negara bagian selatan Indonesia yakni, Australia. (Red/Lis)

No More Posts Available.

No more pages to load.