Polres Bojonegoro Ikuti Dialog Publik Keteladanan HOEGENG Inspirasi Polisi Humanis

oleh -
oleh

Reporter : Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – “Hoegeng, Keteladanan Melintasi Zaman” merupakan tema Dialog Penguatan Internal Polri yang diselenggarakan oleh Humas Mabes Polri, yang dihadiri oleh seluruh Perwira tinggi Polri dan juga jajaran Polri di tingkat Polres Seluruh Indonesia, yang digelar di Mabes Polri di Jakarta.

Dalam acara dialog ini juga diikuti oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Rogib Triyanto, yang didampingi Wakapolres Bojonegoro, Jajaran PJU Polres Bojonegoro, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Pelajar dan Mahasiswa Bojonegoro.

Dalam dialog tersebut, Drs Arsul Sani Wakil Ketua MPR RI dan anggota Komisi III DPR RI menyampaikan bahwa nilai keteladanan HOEGENG adalah inspirasi polisi humanis hal ini harus memiliki beberapa ungkapan dari Hoegeng diantaranya adalah Baik menjadi orang penting tapi lebih baik penting menjadi orang baik.

Dipaparkan juga, Soal kejujuran seorang Hoegeng, meskipun dirinya saat itu menjabat sebagai Kapolri akan tetapi masih mau bersedia mengatur lalu lintas karena bagi Hoegeng tugas seorang Polisi adalah pelayanan Masyarakat entah jabatannya rendah atau tinggi.

“Polisi adalah bagian dan tidak terpisah dari masyarakat dan sebagian besar waktu polisi dihabiskan untuk tugas yang berorientasi layanan pada masyarakat dari pada tugas penegakan hukum,” Kata Arsul Sani.

Dan polisi harus melakukan sifat sifat Hoegeng, seperti jujur, sederhana dan baik ramah serta lain sebagainya, sehingga Arsul optimis karena polisi ada yang baik dan tidak baik dan seharusnya tingkat optimisme untuk ditanamkan. Jika ada kebaikan yang kurang, karena diantaranya Polisi kurang mampu mengcover tugas tugas lainnya sehingga dikatakan tidak baik, karena banyaknya yang harus dilakukan oleh Polisi.

“Polisi yang kurang baik itu ada, namun ada polisi yang baik yang melakukan tugasnya melebihi tupoksinya, dan saya saksikan sendiri,” Tambahnya.

Dikatakan memelihara sosok polisi yang baik, tentu reformasi Polisi terus dilaksanakan, baik secara struktural, instrumental, dan kultural, seperti memperbarui aturan di Polisi dan mengubah pola pikir dan tingkah laku anggota Polisi menjadi humanis.

Selain itu, Poengky Indarti salah satu Nara sumber lainnya menyampaikan seiring perjalanan waktu bahwa Polri telah melakukan reformasi diri di internal Polri dan juga pengawasan terhadap Polri seperti kompolnas dan lembaga lainnya mampu merubah institusi Polri menjadi lebih baik.

Prof. Hermawan Sulistyo salah satu guru besar Universitas Bhayangkara  dalam dialog tersebut juga menyampaikan bahwa ada gelar baru dikalangan Polisi yang terjadi saat ini adalah perubahan cepat diantaranya perubahan lokal, tradisional, dan juga nasional bahkan internasional, untuk membawa ke institusi Polisi yang baik dan humanis.

“Peningkatan SDM Polisi harus terus dilakukan dan saat ini sudah terjadi dan hal itu akan mampu membentuk karakter Polisi yang baik dan bahkan tidak sedikit sekarang Polisi sudah tahu banyak hal dan mampu melakukan tugas tugas yang harus dilakukan meski diluar tugasnya,” beber Hermawan.

Adapun terkait munculnya wujud nyata dari adanya polisi baik di Negeri ini, disampaikan oleh Alfito Deanov Ginting, selaku Jurnalis Senior di Metro TV, dan ketua Panitia Hoegeng Award, bahwa berawal dari diskusi ini untuk melakukan penjaringan dari masyarakat, apa masih ada Polisi baik?, Sehingga dilakukan Hoegeng Award 2023.

“Banyak nama yang muncul untuk Hoegeng Award 2023, namun kita melakukan verifikasi dari nama nama polisi baik yang muncul tersebut,” Ujar Alfito.

Ternyata menurut Alfito, tidak sedikit Polisi baik di Negeri Ini, baik secara langsung maupun secara ide baik untuk perlindungan masyarakat serta peningkatan kualitas di masyarakat. Namun dari pihak panitia harus mengambil beberapa anggota Polisi untuk mendapatkan Hoegeng Award dari beberapa kualifikasi dan tema. (SAS/Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.