Pak Mul Jamin Investasi Mudah dan Nyaman di Bojonegoro

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Geliat industri minyak dan gas bumi (Migas) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi daya tarik investor. Mereka berdatangan menanamkan investasi untuk menangkap peluang usaha ikutan dari industri tersebut.

Salah satunya investasi di bidang jasa perhotelan. Sejak lima tahun terakhir pertumbuhan hotel di Bojonegoro meningkat signifikan. Baik hotel kelas Melati maupun bintang.

Manager Operasional Nirwana Hotel Cottage and Resto, Leni Dwi Puspita, menyatakan, saat berinvestasi di Bojonegoro pada 2008 lalu, tidak ada kendala dalam pengurusan perizinan, baik izin gangguan (HO), maupun Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

“Semua izin bisa terbit dalam waktu yang singkat,” ucapnya kepada wartawan, Rabu (28/02/18).

Kemudahan tersebut belum sebanding dengan peran Pemkab Bojonegoro dalam meningkatkan pendapatan setelah okupansi menurun sejak 2016 lalu. Hunian Hotel Nirwana menurun hingga 40 persen.

Kondisi tersebut berbeda dengan tahun 2013 hingga 2015. Okupansi meningkat signifikan dengan adanya proyek di Lapangan Banyuurip, Blok Cepu yang menyerap ribuan tenaga kerja.

Sedikitnya 50 persen kamar di Hotel Nirwana disewa para pekerja Blok Cepu. Setelah proyek berakhir hingga sekarang, banyak kamar kosong dan sepi penyewa.

“Saat ini banyak penyewa kami yang lari ke rumah-rumah kos kecil. Dengan harga yang murah mereka sudah bisa menginap,” ungkap wanita berusia 30 tahun itu.

Kondisi ini sangat disayangkan. Seharusnya Pemkab juga menerapkan aturan sama dengan Hotel sekelas Melati, yakni menarik pajak sebesar 10 persen.

“Tapi yang terjadi, hanya Hotel saja yang diterapkan pajak. Padahal kost-kost tersebut memiliki fasilitas yang hampir sama dengan kelas Melati seperti kami,” keluh Leni.

Di sisi lain, tindakan Satpol PP yang sering muncul tiba-tiba, dan menggeledah para tamu membuat konsumen yang ingin beristirahat menjadi tidak nyaman. Image hotel menjadi jelek dan tamu enggan datang. Dampaknya, pendapatan yang didapat tidak sebanding pengeluaran.

“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Selain membayar pajak, kita juga harus mengeluarkan biaya operasional seperti listrik, gaji pegawai, BPJS dan sebagainya yang nilainya mencapai Rp30 juta setiap bulannya,” jelas Leni .

Data dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, sejak lima tahun terakhir sudah ada 20 hotel berdiri di Bojonegoro, 4 diantaranya Hotel berbintang.

Untuk Hotel Bintang 4 yakni Aston dan Fave Hotel, Bintang 3 Hotel Dewarna, dan GDK bintang 2. Selain hotel, investasi yang masuk ke Bojonegoro adalah perusahaan pabrik plastik dan sepatu.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Bojonegoro, Kamidin, menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah kebijakan mulai dari kemudahan proses perizinan, jaminan kepastian hukum, hingga pemberian insentif kepada investor. Diantaranya, pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah, penyediaan lahan, dan standart upah umum perdesaan yang di bawah UMK.

“Semua itu kita berikan kepada investor yang membuka usaha padat karya di pedesaan,” tegas Kamidin, dikonfirmasi terpisah.

Dimintai keterangannya, salah satu Cabup Bojonegoro, Soehadi Moeljono, menyatakan, Bojonegoro merupakan daerah penyumbang terbesar produksi minyak dalam negeri. Yakni 20 persen produksi minyak Nasional dipasok dari Bojonegoro. Hal ini akan memunculkan peluang usaha turunan yang bisa ditangkap investor.

“Bisa itu power plan atau juga pembangunan pabrik pupuk, dan usaha ikutan lainnya yang dapat menyerap tenaga kerja dan peluang usaha bagi masyarakat Bojonegoro,” tegas mantan Sekda yang lebih dari 32 tahun mengabdikan diri sebagai PNS di Pemkab Bojonegoro ini.

Untuk mendukung itu, Pak Mul sapaan akrab Soehadi Moeljono, kedepan telah menyiapkan sejumlah program untuk menarik investor agar menanamkan investasinya di Bojonegoro. Salah satunya meningkatkan pelayanan perijinan untuk investasi dan usaha bisnis, secara elektronik, yang mudah, sederhana, cepat, dan tepat dengan target satu jam selesai.

Ditambahkan, sesuai konsep pembangunan berkelanjutan dalam visi dan misi pencalonan bersama Cawabup Mitroatin, program dan kebijakan yang sudah baik akan dilanjutkan. Sedangkan yang masih kurang akan disempurnakan dengan berbagai program baru sesuai perkembangan masyarakat.

“Kita juga akan memberikan jaminan kepastian hukum agar investor nyaman melakukan kegiatan. Jika diperlukan, kita juga akan membangun infrastruktur jalan menuju lokasi industry yang dibangun investor,” pungkas Pak Mul. (yud/red)

No More Posts Available.

No more pages to load.