PUDARNYA NORMA KESOPANAN REMAJA

oleh -
oleh
Oleh: Afifah Mujayanah

suarabojonegoro.com – Seiring dengan perkembangan zaman, tingkah laku para remaja kian berubah. Begitupun dengan rasa kesopanan terhadap orang yang lebih tua. Mereka secara terang-terangan tidak menunjukkan rasa kesopanan tersebut. Mungkin hal ini disebabkan karena mudahnya teknologi dan kebudayaan barat yang masuk ke Negara Indonesia yang dengan mudahnya diterima remaja Indonesia tanpa adanya filter.

Menurut saya, sopan santun adalah aturan kehidupan yang lahir dalam suatu kelompok. Sopan santun merupakan dasar yang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita dapat membayangkan jika kita tidak memiliki kesopanan, secantik atau setampan apapun orang akan tetap menilai kita sebagai orang yang buruk atau bahkan kita tidak dihargai. Begitupun dengan orang yang berlimpah harta namun tidak memiliki kesopanan, untuk apa ?

Sopan santun bukan hanya saat kita bicara atau bertingkah pada orang yang lebih tua. Namun, sopan santun juga harus ada pada saat kita bergaul dengan teman-teman. Meskipun teman kita laki-laki atau perempun, sebaya atau tidak sebaya kita harus tetap sopan terhadapnya. Namun menurut saya, pergaulan para remaja saat ini tidak didasari dengan kesopanan. Misalnya ketika kita bicara pada teman kita yang sebaya kita pasti akan memanggilnya dengan sebutan hewan atau memakai kata kasar lainnya. Begitupun ketika kita bicara dengan teman yang tidak sebaya dengan kita, maka biasanya kita memanggil dengan namanya saja. Sebaiknya ketika bergaul dengan teman yang tidak sebaya, kita harus memanggilnya dengan sebutan “kak”, “bang”, “mbak”, dan lainnya. Hal seperti ini merupakan hal yang sepele, namun akan menjadi kebiasaan yang susah untuk dihilangkan. Dalam permasalahan seperti ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal.

Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri, keluarga, teman pergaulan, lingkungan sekitar maupun media massa. Dari faktor internal tersebut kita melakukan hubungan sosial. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor dari keluarga. Jika dalam keluarga kita tidak mendapat bimbingan tentang kesopnan secara mendalam maka dipergaulan kita dapat dikucilkan karena dianggap tidak baik. Akhirnya kita akan mencari teman yang sesuai dengan perilaku kita yang sama-sama kurang baik.

Faktor eksternal merupakan yang dapat melunturkan sopan santun kita seperti mengikuti kebudayaan lain. Salah satunya menggunakan kebudayaan barat yang dalam anggapannya adalah sesuatu yang baik, modern. Padahal kebudayaan barat bagi remaja Indonesia memiliki sisi negatif yang lebih banyak, dan mereka hanya mengambil sedikit nilai positifnya. Hal seperti ini bisa dilihat dari cara berpakaian. Mereka lebih suka mengumbar lekukan badannya (perempuan).
Padahal, jika kita memiliki sikap kesopanan yang kuat kita akan lebih dipercaya dan dianggap bahwa kita bertanggung jawab. Sebaliknya apabila kita tidak menggambarkan perilaku sopan maka orang sekitar akan menganggap bahwa kita paling buruk. Pepatah mengatakan “Anda sopan, kami segan” hal ini bisa digunakan sebagai acuan dalam kehidupan. Apabila kita sopan, kita akan disegani serta dihargai oleh orang lain. Bahkan apabila kita memiliki kesopanan maka dengan modal kesopanan tersebut akan membantu kita dalam mendapatkan pekerjaan. (*)

*) Penulis adalah Mahasiswa dari prodi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester 3 IKIP PGRI BOJONEGORO

No More Posts Available.

No more pages to load.