Tasyakuran ‘Ngrowa’ Karsa Dibulan Syuro di Dusun Sambongrejo Kecamatan Gondang Dipenuhi Ribuan Warga

SuaraBojonegoro.com – Tradisi Tasyakuran ‘Ngrowa’ Karsa dibulan Syuro tahun je 1958 atau 2024 yang digelar di Dusun Sukun, Desa Sambongrejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro berlangsung meriah yang dihadiri oleh ribuan warga Masyarakat dari berbagai Daerah dan juga Masyarakat Desa setempat. Kamis (25/7/2024) malam.

Kegiatan yang bertempat di Kediaman kakang Sepuh, Kangmas Heri Suyoko, dihadiri oleh Kapolres Bojonegoro, Dandim Bojonegoro, Kapolsek Gondang, Camat Gondang, Perwakilan Abdi dalem Keraton Surakarta, dan seluruh saudara, sahabat serta masyarakat Kecamatan Gondang,  Bojonegoro.

Acara Suran yang dikemas dalam agenda Ngrowa karsa ini sengaja dilaksanakan atas kehendak masyarakat, yang mana masyarakat berharap adanya kegiatan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat serta untuk meningkatkan silaturahmi masyarakat.

“Tradisi Ngrowa di bulan suro ini merupakan kehendak masyarakat terhadap kami dan sejak tahun 2002 acara ini dilaksanakan mulai dari sederhana, dan karena minat masyarakat meningkat sehingga perlahan dan bertahap hingga pada tahun 2017 mengalami peningkatan pengunjung masyarakat yang luar biasa,” Ujar Kang Mas Heri.

Baca Juga:  Tim SAR, belum Temukan Tubuh Watini Yang Hilang Di Sungai Gondang

Dibeberkan bahwa kegiatan Ngrowa karsa ini berawal dari kata Ngrowa atau merawat, atau menyempurnakan dan Karsa artinya adalah kehendak atau cita cita, yang artinya merawat kehendak atau cita cita menjadi lebih baik, dengan harapan agar semua yang dijalankan menjadi lebih baik, dari segi pertanian usaha, kentrentaman, rejeki, pengetahuan, dan dihindarkan dari segala bentuk kebodohan, malapetaka, banyak penyakit dan dosa besar atau kemalangan.

Dalam kegiatan besar tersebut, terdapat banyak sekali tumpeng dan juga gunungan yang berasal dari hasil pertanian masyarakat, dan kemudian masyarakat berdoa serta memanjatkan terima kasih kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikan.

“Kemudian adanya tumpeng keanugrahan dan aneka ragam jenisnya merupakan simbol anugrah dari Tuhan yang maha esa, atau nikmat Tuhan yang diberikan kepada kita semua, yang harus di syukuri, selain itu adanya hiasan janur sebagai lambang sejatinya Nur atau cahaya yaitu berarti kehendak dari cahaya tuhan menciptakan keindahan, perbedaan, dan keaneka ragaman alam semesta yang seharusnya kita puji dan sukuri,” Terangnya.

Baca Juga:  Tasyakuran, Fakultas Teknik Unigoro Mendapat Akreditasi B

Tidak sedikit masyarakat yang hadir untuk ikut memuji rasa terima kasih kepada Tuhan sang pencipta atas anugrah yang diberikan, dan juga bertemu dengan Kangmas Heri selaku kakang Sepuh dalam kegiatan Ngruwa karsa.

Selain itu disuguhkan juga pertunjungan wayang kulit yang mengambil lakon Parikesit dadi ratu (Pari Kesitu jadi Pemimpin. Red) serta hiburan musik campursari Niken Salindry.

Dalam rangkaian acara ngruwa karsa juga dilaksanakan santunan terhadap anak yatim, yang juga sebagai bentuk Bhakti sesama.

Kapolres Bojonegoro AKBP Mario Prahatinto yang hadir menyampaikan apresiasi pada acara tersebut, karena kepedulian masyarakat terhadap budaya bangsa Indonesia yang harus selalu dilestarikan sebagai wujud dari kebersamaan masyarakat.

“Jika masyarakat guyub rukun dengan penuh kedamaian kebersamaan dan juga ketentraman maka keamanannakan selalu terjaga  dan gangguan Kamtibmas dapat di hindarkan,” Kata Kapolres Bojonegoro.

Kapolres juga menghimbau kepada masyarakat agar terus guyub rukun menjaga persatuan guna menciptakan Kamtibmas yang lebih baik.

(Rum/Red)