PWI LS Bojonegoro Tolak Kaum Ba’alawi Isi Acara Keagamaan

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com – PWI LS (Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah) Bojonegoro dengan tegas menolak kaum Ba’alawi untuk mengisi acara keagamaan dalam hal apapun. Hal ini disampaikan oleh wakil ketua PWI LS Bojonegoro Ainun Naim, Rabu (08/04/2025)

“Kami dengan tegas menolak kaum Ba’alawi atau habib karena melakukan penipuan kepada umat mengaku sebagai Keturunan Rasulullah Muhammad SAW padahal bukan. Baik secara ilmu nasab, ahli nasab, ilmu filologi, arkeologi, sejarah, dan medis genetika mereka bukan keturunan Rasulullah. Bahkan secara akhlaq dan adab pun berbanding terbalik dengan Nabi, “tegas Ainun Naim.

Disamping itu juga banyak pembelokan pembelokan sejarah baik sejarah NU dan sejarah kemerdekaan negara Republik Indonesia, pengklaim nama pahlawan kita seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Pattimura sbg Habib, klaim rotibur Rifa’i sebagai rotibul hadad, rasis, pembelokan aqidah melalui narasi dan kitab kitab khurofatnya seperti sarkhul ainiyah yg katanya faqih moqoddam telah mi’roj 70 kali dalam semalam, manhajus sawi 1 habib yg hidupnya bermaksiyat serta bodoh lebih mulia dr pada 70 ulama yg alim, nurus safir yg katanya habib bisa menghidupkan orang mati, tadzkirunnas BAB nya habib menjadi emas, kunuzus sa’adah habib ahmad memiliki karomah jika ada perempuan awam pingin memiliki anak kaya untuk merelakan nenennya diremas sampai klimaknya habis, nahrul maurud diluar klan ba’alwi dianggap kalbahaim atau hewan berkaki empat, tashbitul fuad siapapun yang mau menghadap ke Habib Abdullah wajib syahadatain dan menambahkan syahadat Asyhadu Anna Abdullah Alhadad Alqutbu, Alwariqot Min Manaqib Sayyidina Saikh Al Fard Abi Bakr Bin Salim berbicara sama Allah dan diberi keanugrahan mengelola alam semesta ini baik dan buruknya tergantung oleh dia, alfawaidus saniyyah fi dzikrin nubdzah min fadloilin nasabati man yantasibul silsilatin nabawiyyah bahwa diantara golongan yg terbaik hanyalah dari jalur ba’alawi dan yang lain adalah kaum rendahan, dan masih banyak kitab-kitab lainya yang isinya sesat menyesatkan, mereka licik dan itulah yang dilakukan oleh kaum Ba’alawi. Bahkan dalam kitab merekapun, syahadat dan haji kita dengan merekapun tidak sama.

“Sampai saat ini, mereka tidak bisa membuktikan sebagai keturunan Rasul. Bila umat menanyakan, maka dijawab dengan marah marah, fitnah, framing dan caci maki. Dulu saya kira komunis yang masuk Indonesia adalah dari Cina, ternyata dari Yaman Selatan. Dibawa oleh Habib Muso Almunawar, dilanjutkan Ahmad Aidit / Ahmad Al Aidit, Fachrul & Sofyan Baraqbah. Kami menghimbau kepada masyarakat Bojonegoro dan pemerintahan baik tingkat desa maupun Bupati untuk memboikot sholawatan yang dipimpin oleh Habaib sebagai munsyid / vokalis, “tambah Ainun Naim.

Hal inilah yang melatar belakangi penolakan PWI LS Bojonegoro menolak para habib atau kaum Ba’alawi.

Terkait provokasi habib Riziq Shihab, Ainun Naim menyatakan siap dan berharap aparat penegak hukum segera memproses kasus kasusnya karena kabarnya kasus itu telah dibuka kembali.

“Riziq Shihab adalah provokator dan pembuat gaduh warga masyarakat yg ada di Republik Indonesia ini yang sepatutnya dan hendaklah kasus kasusnya segera diproses kembali oleh aparat penegak hukum misal kasus mesum dg Firza, ” pungkasnya. (Put/Red)