Oleh : Drs. H. Sholikin Jamik,SH.MH.
SuaraBojonegoro.com – Puasa juga mengajarkan kesederhanaan dalam makan, yang
disimbolkan oleh ajaran supaya berbuka dengan sebuah tamar
atau air putih. Dalam sebuah hadis daif diriwayatkan bahwa
Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang kamu berbuka, maka
hendaklah ia berbuka dengan sebiji kurma, jika tidak ada
kurma, minumlah air karena air itu membersihkan” [HR atTirmiżī, Ibn Mājah, dan Aḥmad]. Hadis ini tidak harus diartikan
secara harfiah, yaitu berbuka dengan sebiji kurma atau seteguk
air putih. Makna di balik harfiah hadis adalah ajaran
keserhanaan dalam perilaku konsumsi yang sangat diperlukan
untuk menjaga kesehatan. Dalam Islam kesehatan bukan hanya
sebuah kebutuhan, tetapi juga suatu keutamaan, demikian
banyak dikatakan orang. Adalah bertentangan dengan makna
puasa apabila seorang berpuasa meningkatkan konsumsinya
lebih dari hari-hari biasa. Puasa seakan adalah balas dendam
selera yang tertahan di siang hari untuk dipuaskan sepuaspuasnya di petang hari. Kebiasaan seperti itu mari ditinjau dan
dievaluasi kembali agar puasa kita mencapai sasaran.
Penulis : Dosen Al Islam Stikes Muhammadiyah Bojonegoro