Reporter: Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Adanya pasien yang meninggal di RSUD (Rumah sakit Umum Daerah) Sosrodoro Djatikusumo Kabupaten Bojonegoro tentu itu menjadi kesedihan dan keprihatinan masyarakat Bojonegoro dan ini adalah sebuah fakta yang tidak bisa kita nafikkan begitu saja bahwa memang Covid 19 itu ada meski tidak terlihat dan sangat berbahaya, untuk itu maka semua warga harus taat pada protokol kesehatan dan melaksanakan PPKM ini dengan benar agar penyebaran virus yang berbahaya ini bisa kita putus penyebarannya.
Hal tersebut seperti disampaikan oleh Lasuri, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bojonegoro, dirinya juga menjelaskan bahwa
Terkait banyaknya pasien yang meninggal di RSUD tentu mungkin banyak faktor penyebabnya, mungkin mereka saat di bawa ke RS sudah agak terlambat, “mungkin bisa jadi dalam kondisi hamil, mungkin punya komorbid bawaan, jadi tidak bisa sepenuhnya persoalan ini kita anggap bahwa RSUD tidak profesional,” ujar Lasuri, Selasa (7/7/2021).
Dikatakan juga oleh Lasuri yang juga Ketua DPD PAN Bojonegoro ini bahwa semua tenaga medis di Bojonegoro dannjuga petugas medis RSUD Kabupaten Bojonegoro sudah bekerja menangani covid 19 ini hampir 1,5 tahun, “mereka lelah dan mereka tentu juga manusia biasa yang juga punya keluarga, bukti bahwa diantara pasien yang di rawat di RSUD banyak juga yang sudah sembuh dan terselamatkan itu menjadi bukti bahwa RSUD sudah melakukan menanganan dan melakukan pengobatan yang terbaik bagi semua pasien,” Terangnya.
BERITA TERKAIT: Hampir Setiap Hari Ada Pasien Meninggal Di RSUD Bojonegoro, Sehari Pernah Sampai 17 Pasien
DPRD Bojonegoro sudah meminta kepada pemkab untuk memaksimalkan ruangan yang ada di gedung H RSUD Sosrodoro Djatikusumo untuk menambah ruang dan menambah tenaga relawan kesehatan dan semua sudah berproses saat ini, juga terhadap ketersediaan alat PCR juga semua sudah berproses pembeliannya.
“Saya kira pemkab juga sudah melakukan langkah langkah menyewa beberapa hotel yang bisa di gunakan untuk isolasi,” tambahnya.
Disampaikan juga oleh Lasuri, jika perlu demi untuk melindungi dan melayani masyarakat atas lonjakan di bulan juli ini saya pikir perlu di pertimbangkan untuk mendirikan RS darurat misalnya dengan menyulap gedung eks AKN untuk RS darurat dan anggarannya bisa melekat di dinas kesehatan karena kalau RSUD statusnya BLUD dimana anggarannya terbatas.
“Prinsipnya DPRD akan selalu memberikan dukungan kepada pemkab baik dalam dukungan poleci maupun dukungan penganggaran, dan untuk bersama sama menghadapi musibah yang begitu berat ini, semoga musibah ini cepat berlalu,” Pungkas Wakil Rakyat tersebut. (Red/SAS)