Manfaat Terapi Musik Pada Orang Demensia (Pikun)

Oleh: Viky Nurdiansyah

Demensia merupukan suatu penyakit yang berupa penurunan daya ingat. Demensia banyak dijumpai pada orang yang berusia lanjut atau 65 tahun keatas. Banyaknya penderita demensia berat yang mengalami gangguan berperilaku seperti : gangguan afektif, kecemasan, agresif, dan gangguan aktivitas, serta banyak penderita demensia berat yang mengalami kualitas hidup yang buruk. Dengan pemberian terapi musik akan membantu mengurangi gangguan – gangguan tersebut. Terapi musik yang diberikan sesuai dengan musik yang diinginkan pasien.

Terapi musik ini hanya diberikan pada pasien dengan demensia berat. Ada beberapa criteria inklusi yang harus dicapai sebelum dilakukan terapi. Criteria inklusi yang pertama, pasien dengan demensia berat atau menunjukkan skala 3. Kedua, pasien tidak ada gangguan pendengaran yang dapat mengganggu pemberian terapi musik. Ketiga, tidak ada pengalaman bermain musik. Keempat, berusia 65 tahun keatas dan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.

Tahap yang pertama dalam melakukan terapi musik adalah dengan mempersiapkan pasien dan seseorang sebagai fasilitator. Pasien harus mematuhi peraturan yang diberikan oleh fasilitator. Tugas fasilitator dalam tahap  ini mewawancarai pasien tentang kenangan yang masih bisa diingat. Pemilihan musik disesuaiakan dengan kenangan pasien yang dapat membangkitakan kesenangan dan kegembiraan. Setelah musik terpilih selanjutnya pasien dibawa keruangan tempat untuk dilaksanakan terapi.

Tahap selanjutnya, terapi musik dilakukan di tempat yang tenang. Fasilitator menyiapkan CD player  yang akan digunakan untuk pemutaran musik. Fasilitator menjelaskan kepada pasien tentang peraturan selama terapi musik. Pasien dalam terapi ini tidak hanya mendengarkan musik yang diputar via CD player. Pasien diharuskan untuk ikut berinteraksi seperti : bernyanyi, menari, dan bertepuk tangan saat musik dimainkan. Selama terapi musik berlangsung pasien tidak dibolehkan untuk keluar ruangan.

Setelah dilakukan terapi musik, fasilitator harus mewawancarai atau mengidentifikasi tentang  perubahan gangguan perilaku pada pasien. Mengidentifikasi perubahan afek wajah saat berbicara. Mengidentifikasi perubahan emosi yang awalnya pasien mengalami cemas. Mengidentifikasi perubahan perilaku yang sebelum terapi paisen berperilaku agresif. Setelah dilakukan identifikasi pasien dibolehkan untuk melanjutkan aktivitasnya.

Hasil yang akan didapatkan dari terapi musik ini berupa 5 item perubahan perilaku. Akan terlihat perubahan secara afektif. Pada pasien demensia berat akan mengurangi kecemasan. Mengubah perilaku yang awalnya agresifitasnya tinggi. Berkurangnya skor delusi pada pasien. Mengurangi gangguan aktivitas setelah mengikuti terapi musik ini. Serta terapi musik ini dapat meningkatkan kualitas hidup bagi penderita demensia berat.

Harapan saya dengan penjelasan tentang terapi musik bagi demensia berat diatas dapat menambah ilmu pengetahuan tentang cara untuk mengurangi gangguan perilaku dan meningkatkan kualitas hidup pada demensia berat. (*)

*) Penulis Adalah Mahasiswa Jurusan S1 Keperawatan Falkutas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *