Dropping Air Bersih, Anggaran Belum Sepenuhnya Terserap

SUARABOJONEGORO.COM – Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 26 tangki/rit ke daerah yang mengalami kekeringan di Bojonegoro.

“Realisasi penyaluran bantuan air bersih sejak akhir Juli hingga bulan September ini sudah mencapai 26 rit dengan per tangkinya berisi 6.000 liter, selama 15 kali pengiriman,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia, Senin (3/9/2018).

Tahun ini, lanjutnya, Pemkab Bojonegoro menyediakan anggaran sebesar Rp 200 juta dari APBD 2018 untuk penanganan krisis air bersih di musim kemarau. Anggaran itu digunakan untuk pemberian bantuan air bersih ke masyarakat yang membutuhkan.

Saat ini, anggaran yang sudah digunakan sekitar Rp 10,4 juta, dengan biaya anggaran Rp 400 ribu per ritnya.

Baca Juga:  Diduga Akibat Konsleting Listrik, Rumah di Banjarsari Terbakar

“Persediaan anggaran kami masih sekitar Rp 189,6 juta. Dapat dioptimalkan untuk membantu masyarakat di 26 desa dari 10 kecamatan yang mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih saat musim kemarau,” ujarnya.

Sejumlah wilayah di Bojonegoro yang rawan kekeringan diantaranya, Kecamatan Kedungadem, Kepohbaru, Ngraho, Sugihwaras. Selain itu, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, sejumlah warga desa di wilayah selatan dan barat biasanya juga membutuhkan bantuan air bersih saat musim kemarau.

“Kami menyiapkan bantuan tangki air bersih, juga menyiagakan petugas dan juga sering dibantu relawan di beberapa wilayah rawan. Permintaan air bersih biasanya puncaknya pada bulan Oktober hingga November,” ucapnya.

Ia menambahkan, di musim kemarau ini, ada beberapa desa yang sudah teratasi kekurangan air besih lantaran sudah ada penanganannya dengan water tower. Sehingga, ketersediaan air bisa untuk mencukupi kebutuhan air warga setempat.

Baca Juga:  Akibat Konsleting Listrik, Satu Rumah Terbakar

Water tower itu ada di Desa/Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Purwosari,” katanya.

Meski demikian, pihaknya terus memantau sekaligus memetakan desa yang mengalami dampak kekeringan akibat musim kemarau ini.

Sehingga, nantinya desa tersebut bisa tertangani lebih dini akibat kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari harinya. (die/yud)

Reporter : Wahyudi