Biaya Pendidikan Murah, Ramah Anak, Sebuah Keniscayaan

SUARABOJONEGORO.COM – Pendidikan bertujuan untuk memajukan harkat martabat dan derajat seseorang dari yang miskin ke yang kaya dari yang berpendidikan rendah ke pendidikan tinggi. Pendidikan mengangkat kemiskinan pendidikan mengangkat sesuatu yang perlu diperjuangkan.

Pemerintah sangat serius memperhatikan Masyarakat dalam hal pendidikan, dalam hal ini pendidikan yang murah tanpa biaya, layanan pendidikan prima, dan pendidikan yang ramah anak. Berbicara pendidikan murah yang terjangkau adalah pendidikan yang murah dalam hal layanan apapun.

Ironi memang berbicara biaya pendidikan yg murah pemerintah gencar menyediakan bos DAK dipa untuk siswa dalam rangka layanan pendidikan yang murah. Penulis melihat sosok Gunung batu es yang suatu saat akan meleleh dan menghancurkan sisi dan kondisi kemasyarakatan yang ada. Disisi lain pemerintah ingin biaya pendidikan murah yang ditopang dengan fasilitas layanan yang prima.

Ada kasuistik disebuah lembaga yang penulis yakin fenomena ini bukan kebijakan saklek pimpinan. Penulis yakin para bawahan tidak bisa menterjemahkan bahasa pimpinan sehingga siswa yang menjadi korban arogansi pendidikan.

Baca Juga:  Detik-detik Pemadaman Api di Rumah Maskun

Dimana siswa diarahkan untuk sebuah cita mulia dengan kuliah atau bekerja dulu baru kuliah tetapi ada prasyarat dari lembaga yang mengatasnamakan pimpinan bahwa siswa yang ingin bekerja dan kuliah harus membawa SKL (surat keterangan lulus) surat ini di gunakan pengganti ijazah yang belum keluar.

Tetapi ironi siswa yang penuh semangat terbentur oleh sebuah sistem bahwa yang mengambil SKL harus lunas semua tanggungan apapun itu.

Dari beberapa data ada wakil pimpinan yang tidak mengetahui kebijakan yang mengharus ambil skl harus lunas tanggungan. Jadi sangat ironi tidak sebanding lurus dengan biaya pendidikan murah, layanan prima . Hanya jargon saja selama ini.

Kasihan dimana anak harus kuliah, anak sedang orientasi kerja tetapi tidak bisa melanjutkan kerja karena sebuah kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Omong kosong biaya pendidikan murah, omong kosong tentang beasiswa.

Baca Juga:  Angin Kencang Di Bojonegoro Beberapa Rumah Rusak dan Banyak Pohon Tumbang

Satuan pendidikan harus konsen dalam hal ini jangan sampai pendidikan yang merugikan terus terjadi, dimana ada siswa yang mestinya harus bekerja dan sudah orientasi di tempat kerja hanya karena arogansi dan emosi kebijakan sesaat, siswa yg mustinya kerja harus menangis dan meratapi nasib karena satu lembar SKL, bukankah nanti akan ada ijazah yang diambil sebagai prasyarat harus lunas.

Dalam satu kasus yg penulis tulis ada pengalaman pribadi di sebuah lembaga dengan penuh arogansi syarat mengambil SKL harus lunas. Sudahkah dibaca oleh pembuat kebijakan, aturan di atasnya bahwa pendidikan tidak boleh menyengsarakan, sudahkan membaca aturan Pendidikan bahwa pendidikan jangan membebani.

“Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain ,maka Allah taala akan mempermudah urusannya didunia dan di akherat” H.R.Muslim

Penulis : Said Edy Wibowo Pegiat Pramuka Bojonegoro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *