SUARABOJONEGORO.COM – Program satu desa satu sarjana melalui pemberian beasiswa yang disiapkan pasangan Calon Bupati (Cabup) Soehadi Moeljono dan Calon Wakil Bupati (Cabup), Mitroatin, dinilai akan semakin memperbanyak lulusan sarjana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal itu sejalan dengan harapan Komisi C DPRD Bojonegoro. Selama ini komisi dewan yang membidangi masalah pendidikan, terus mendorong pelajar meneruskan ke jenjang perguruan tinggi termasuk lulusan SMK.
“Perguruan Tinggi itu sangat penting karena menjadi salah satu syarat, dan kriteria mendapatkan pekerjaan,” kata Ketua Komisi C, Sally Atyasasmi.
Penyiapan lulusan sarjana ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan mewujudkan masa depan Bojonegoro yang lebih baik.
“Sekarang ini, spesifikasi pendidikan dibuktikan melalui ijasah,” ucapnya.
Untuk memajukan suatu daerah, menurut Sally, tidak cukup dengan lulusan setingkat SMA. Diperlukan lulusan perguruan tinggi agar nantinya ikut terlibat dalam pembangunan daerah.
“Mau bicara infrastruktur, pembangunan, calon kandidat di dunia politik, pos-pos birokrasi, harus dilihat dari segi akademisnya. Mereka harus mumpuni,” tegas politisi Partai Gerinda ini.
Dengan mengenyam bangu kuliah banyak manfaat yang akan diperoleh pelajar. Yakni keilmuan dan wawasan. Pemikiran seorang Sarjana akan lebih terstruktur dan sistematis.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir di jaman sekarang yang menganggap banyak lulusan Sarjana yang menganggur. Banyaknya lulusan sarjana yang menganggur ini karena tidak sesuai dengan kebutuhan lowongan pekerjaan.
“Misalnya, banyak sekali lulusan bagi kalangan guru atau birokrat pemerintah. Padahal sudah jelas ada moratorium dari pemerintah tidak akan mengangkat pegawai negeri sipil. Sementara jurusan pertanian, ekonomi, dan hukum sangat sedikit peminatnya padahal banyak yang membutuhkan,” imbuh pengurus Persibo ini mencontohkan.
Melalui program satu desa satu sarjana ini, menurut Sally, akan bisa mencetak generasi muda lebih baik lagi melalui pendidikan di perguruan tinggi.
“Saya kira, kalau ada program desa satu sarjana sangat bisa (dilakukan-Red) dengan kekuatan APBD sekarang ini. Karena itu adanya beasiswa sekarang ini bisa dimaksimalkan lagi meski sebenarnya bagi pelajar yang berminat bisa mengupayakan itu,” pungkasnya.
Sementara itu, data dari bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Bojonegoro, pemberian beasiswa kepada mahasiswa di Bojonegoro sudah dilakukan mulai tahun 2010. Baik melalui sharing program bidik misi dengan pemerintah pusat maupun beasiswa untuk keluarga kurang mampu.
Dimintai tanggapannya Cabup Soehadi Moeljono, menyatakan, telah menyiapkan program satu desa satu sarjana melalui pemberian beasiswa penuh untuk meningkatkan tenaga kerja terdidik di tingkat desa.
“Dengan begitu SDM generasi mendatang akan meningkat, sehingga nantinya bisa bersama-sama ambil bagian dalam mewujudkan pembangunan Bojonegoro yang lebih tangguh,” tegas Cabup yang berpasangan dengan Kader Nu, Mitroatin ini. (*/red)