Abdulloh Umar: Peran NU di Indonesia Tak Tergantikan

SuaraBojonegoro.com – Harlah (Hari Lahir) Nahdatul Ulama (NU) ke-95,  punya arti sangat besar bagi bangsa Indonesia. Sebab, NU merupakan organisasi yang membidani kemerdekaan, sekaligus merawat keberagaman.

“Tak ada organisasi yang seperti NU. Berperan sejak awal Indonesia lahir hingga hari ini.” Ungkap Abdulloh Umar (31/1/2021).

Ketua Komisi D DPRD Bojonegoro itu mengatakan, NU berperan sejak sebelum merdeka, memicu gejolak kemerdekaan, dan lalu merawat kemerdekaan itu hingga saat ini.

Di negara yang multi etnis dan multi ras seperti Indonesia ini, menurut Umar, NU hadir sebagai rumah teduh yang mengayomi. NU serupa pohon yang tak pernah lelah meneduhkan berbagai sisi.

Sejak didirikan pada 1926 hingga saat ini, kata Umar, NU tak pernah lepas dari garis Khittoh Nahdliyah yang fokus pada perawatan kebhinekaan dan penyebaran ajaran Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah.

Baca Juga:  Abdullah Umar : Tidak Ada Penjegalan Di Kader PKB Untuk Maju Di Pilkada Bojonegoro

“Peran NU sangat sentral dalam memelihara kebhinekaan dan keberagaman.” Imbuh Abdullah Umar.

Umar menjelaskan, Kehadiran NU di Indonesia secara umum dan di daerah-daerah secara khusus, memberi kontribusi luar biasa pada bangsa Indonesia. Sebab NU mampu bijak mengayomi dan meredam berbagai konflik horizontal.

Tak ada yang menyamai atau menggantikan peran NU di Indonesia. Dari keteduhannya, dari sikap-sikap bijaknya, dari sifat-sifat yang tak mudah kagetannya, semua khas NU dan berperan dari awal Indonesia lahir sampai saat ini.

Di usia yang sudah 95 ini, Umar berharap generasi muda NU bisa melintasi zaman dengan tetap memegang teguh  prinsip Nahdliyah. Yakni berkhidmah dan menebar ajaran ahlussunah wal Jamaah.

Baca Juga:  Tim Persibo Akan Lawan Timnas U 19 Di Sidoarjo Besok

Generasi muda NU, kata Umar, harus bisa menguasai teknologi. Sebab bagaimanapun, era digital memaksa semua orang harus peka kemajuan, termasuk warga Nahdliyin.

“Tapi di saat sama, harus tetap berpegang teguh pada prinsip An-Nahdliyah.” Pungkas Umar. (Lis / Red)