Kades Tambakrejo Bantah Tak Terlibat Penganiayaan

SUARABOJONEGORO.COM – Kepala Desa (Kades) Tambakrejo, Pujiono, membantah jika dirinya terlibat pengeroyokan terhadap Sugianto, warga Desa/Kecamatan Tambakrejo Bojonegoro pada Jumat (11/08/18) lalu.

Ia mengatakan, bahwa ia tidak terlibat. Dia mengaku, sebagai kepala desa, ia hanya menyuport acara lengen tayub. Justru ia merasa kaget ada insiden tawuran tersebut yang melibatkan warganya dan adiknya berinisial M itu.

“Spontan saya berlari untuk memisah dengan cara mendorong tubuh Sugianto maupun M,” katanya kepada SuaraBojonegoro.com, Rabu (15/8/2018).

Intinya, lanjut dia, agar tidak ada perkelahian. Pihaknya hanya mendorong memisah agar tidak terjadi perkelahian. “Saksinya banyak sekitar 30 an,” ujarnya.

Ia juga membantah jika dalam pengeroyokan tersebut lampu dalam keadaan mati. Ia menduga jika dalam kejadian tersebut ada unsur Politik.

Baca Juga:  11 Tersangka Kejahatan Dengan 7 Kasus Dijeboskan Ke Penjara Polres Bojonegoro jelang Akhir Tahun 2021

Pujiono mengaku, jika dalam pengeroyokan tersebut ada 30 orang lebih dalam keadaan mabuk terpengatuh miras. Kemungkinan, M dalam keadaan mabuk.

“Jadi, waktu itu spontan saya membuyarkan kegiatan. Mungkin waktu kejadian itu Sugianto, dipukul matanya dan kacamatanya pecah atau jatuh sehingga jadi gelap, soalnya Sugianto itu matanya mines,” ucapnya.

Sebelumnya, Sugianto, korban pengeroyokan, menuding keterlibatan Kades Tambakejo, Pujiono. Sugianto mengaku, jika saat kejadian, Kades Pujiono mendekapnya sehingga para pelaku pengroyokan dengan leluasa menganiayaa dirinya.

Selain itu, jika saat kejadian pengeroyokan yang mengakibatkan dirinya mengalami luka yang cukup serius tersebut, terjadi dalam keadaan lampu padam.

“Saya menduga kalau kasus ini sudah direncanakan,” ucapnya.

Baca Juga:  Pengemudi Dump Truck Ini Hembuskan Nafas Terakhir Setelah Kecelakaan di Jalan Bojonegoro - Nganjuk

Pengeroyokan tersebut, lanjunya, dipicu dari permasalahan proyek yang berada di Desa Tambakrejo. Yakni pengerjaan proyek jalan cor yang dikerjakan oleh Ormas Pemuda Pancasila. Dalam pengerjaan itu, adik Kades berinisial M juga terlibat dalam pengerjaan.

“Karena saat mengeroyok saya, M sambil berujar hancurkan PP (Pemuda Pancasila. red), saat saya mundur mau lari, saya didekap oleh Kades dan M leluasa memukuli saya. Lampu mendadak mati, saat itu botol dan kursi beterbangan ke arah saya, saya pun langsung lari dengan kondisi berdarah,” pungkasnya. (bim/red)

Reporter : Bima Rahmat

Editor : Wahyudi