SUARABOJONEGORO.COM – Masih minimnya keterampilan yang dimiliki kaum perempuan di Kabupaten Bojonegoro menjadikan mereka terpaksa bekerja menjadi buruh. Dengan upah minim pekerjaan itu tetap diterima, asal bisa menopang kebutuhan sehari-hari.
Realita inilah yang menjadikan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, menyiapkan program pengembangan keterampilan soft skill berbasis teknologi (TI) dengan memanfaatkan sumber daya local secara gratis bagi warga.
Pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “MulyoAtine” ini meyakini dengan keterampilan itu warga bisa berdikari. Mereka bisa memaksimalkan potensi sumber daya lokal yang ada secara optimal, menjadi peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru.
Arumningtyas (20), warga Desa Pungpungan, Kecamatan Kalitidu, mengaku sebenarnya ingin berwirausaha namun belum memiliki keterampilan. Akhirnya rela bekerja di konter hand phone (HP) dengan gaji Rp500.000 setiap bulan.
Setelah lulus SMA tahun lalu, Arum, sapaan akrabnya, langsung menerima pekerjaan tersebut menyesuaikan kemampuan diri sendiri. Hampir satu tahun Arum bekerja di salah satu konter HP di wilayah Kalitidu, belum juga mendapatkan kenaikan gaji. Padahal, jam kerjanya lebih dari delapan jam sehari.
“Kadang sama bos disuruh jaga sampai malam, tapi ada insentifnya juga kalau seperti itu,” katanya membuka perbincangan dengan wartawan, Jumat (13/4/2018).
Dengan gaji yang belum sesuai dengan jam kerja, menurut dia, masih lebih baik jika membuka usaha sendiri. Hanya saja, berwirausaha membutuhkan keterampilan dan juga modal.
“Saya ingin itu keterampilan menjahit,” lanjutnya.
Dengan memiliki keterampilan menjahit, maka dia perkirakan bisa membuka usaha sendiri di rumah, dan memiliki penghasilan lebih besar dibanding pekerjaannya saat ini.
“Rata-rata sekarang ongkos jahit itu Rp50.000 sampai Rp100.000, kan lumayan kalau jahitannya banyak,” imbuhnya sambil tersenyum.
Anak pertama dari empat bersaudara ini berharap, bupati terpilih mendatang bisa memberikan program keterampilan secara gratis bagi warga di Bojonegoro agar menjadi bekal untuk mandiri dalam mendapatkan penghasilan.
“Saya berharap, bisa mendapat pelatihan itu. Siapa tahu keluar bekerja dari konter bisa sukses buka konveksi,” tukasnya.
Sedangkan Sri Utami (27), perempuan asal Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberjo, mengatakan, sudah lima tahun bekerja di sebuah toko buku yang juga menyediakan mesin foto copy.
Setiap harinya, U’ut, sapaan akrabnya, melayani konsumen dari pukul 09.00 Wib sampai pukul 21.00 Wib. Dengan waktu istirahat tiga sampai empat jam, dan satu hari libur yang diatur secara bergantian dengan rekannya.
“Atur jadwal saja, yang jelas satu hari harus genap sepuluh jam,” ujarnya ditemui terpisah di lokasi pekerjaannya.
Dari pekerjaan itu U’ut mendapat upah Rp500.000 gaji pokok, ditambah uang makan dan transport Rp250.000 tiap bulannya.
“Kalau dibilang cukup ya alhamdulilah, pokoknya,” tandasnya.
Dia mengaku ingin berwirausaha tapi tidak pernah mengikuti pelatihan soft skill atau bakat. Jika ada, U’ut ingin belajar pengolahan hasil perikanan karena di desanya ada yang memiliki tambak ikan.
“Saya pernah lihat di televisi ada yang membuat kerupuk dari ikan,” imbuhnya.
Karena itu dia sangat setuju, dan akan mengikuti jika ada pelatihan gratis dari Pemkab Bojonegoro secara gratis. Dengan pelatihan pengolahan hasil perikanan bisa menjadi bekal membuka usaha, dan mandiri tanpa mengandalkan gaji dari orang lain.
“Kalau kerja ikut orang itu kan berat ya, kita harus ikuti aturan mereka. Sementara penghasilan yang diterima belum sesuai dengan hasil jerih selama ini,” imbuhnya.
Dia berharap, bupati terpilih mendatang tidak hanya memberikan pelatihan secara gratis saja, namun juga bantuan modal berupa pinjaman dengan bunga ringan.
“Jadi kami siap berdikari sendiri tanpa mengandalkan orang lain,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Cawabup Mitroatin, mengakui, jika selama ini potensi sumber daya alam di setiap desa belum dikelola dengan baik secara optimal. Padahal, jika itu dilakukan akan menumbuhkan usaha baru yang dapat meningkatkan perekonomian, dan membuka lapangan pekerjaan.
Karena itu, lanjut Bu Mit, sapaan akrabnya, bila nanti mendapat amanah memimpin Bojonegoro bersama Cabup Soehadi Moeljono, pihaknya telah menyiapkan keterampilan bagi masyarakat secara gratis agar potensi sumber daya di desanya bisa digarap maksimal.
“Kita juga akan memberikan pendampingan berkelanjutan, kemudahan akses permodalan dan pemasaran agar usaha itu berkembang,” pungkas Kader NU yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Bojonegoro ini. (*/red)