SIDOARJO, SuaraBojonegoro.com – Model Baru “Media dan Pariwisata” sebagai bagian dari pengembangan teori media dan kepariwisataan dengan klasifikasi obyek wisata secara jujur dan berkeadilan, akan meningkatkan kualitas manejemen secara menyeluruh, meningkatkan. kunjungan wisatawan dan pendapatan bagi suatu negara.
Penegasan itu disampaikan Ahmad Riyadh UB, S.H., M.Si., Ph.D, dosen Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), saat menyampaikan materi tentang Peran Media dalam Pemulihan Pariwisata Pasca Pandemi COVID-19, Selasa (5/7/2021).
“Salah satu promosi dengan media sesuai fungsinya, yakni dengan membentuk Fellowship Wartawan Wisata agar secara terus-menerus menyampaikan kampanye pariwisata sesuai klasifikasinya,” katanya pada acara International Fellowship Program yang diselenggarakan Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Umsida dengan fokus “The Role of Media and The Resurgence of Tourism After The Pandemic”. Acara yang diinisiasi oleh Program Studi Administrasi Publik dan Bisnis Digital.
Menurut dia, model baru Media dan Pariwisata sebagai jaminan kualitas atau mutu keindahan dan keunggulan wisata negara. “Sehingga pasca pandemi Covid-19, pemulihan sektor pariwisata diperlukan SDM yang tangguh dan mumpuni untuk mengelola media secara profesional dan proporsional,” tandas Riyadh.
International Fellowship Program di Mini Teater GKB 2 Lantai 5 Kampus 1 secara hybrid dan diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif Umsida, Rektor
Dr. Hidayatulloh M.Si berharap semoga dengan adanya aktivitas ini akan mewujudkan kolaborasi melalui Memorandum of Understanding (MoU), Umsida bersama Burapha University, Thailand (BUU) dan Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR).
Hidyatulloh dalam kesempatan itu memberikan kenang-kenangan kepada Ass Prof Dr. Anurat Anantanatorn, Ph.D (BUU) dan Kenneth Lee Tze Wui., M.Comm (UTAR).
Anurat Anantanatorn, Ph.D (Burapha University, Thailand) menyampaikan bahwa kebijakan Thailand untuk mempromosikan pariwisata setelah Pandemi yakni memulai ulang Thailand Campaign, melakukan pencocokan bisnis pariwisata, melakukan promosi pariwisata domestik dan Internasional serta memudahkan wisatawan untuk datang ke Thailand.
Digambarkan bahwa pandemi yang terjadi di Thailand. pada September 2019, dunia mengenal nama virus COVID-19 dengan nama “Virus Whuna”. Thailand adalah negara kedua yang menghadapi virus Covid dari turis Wuhan pada Februari 2020. kemudian, Pemerintah menggunakan kebijakan yang kuat untuk melaksanakan lock down.
“Namun Pada pertengahan tahun 2022 setelah orang mendapatkan vaksin. Pandemi melambat dan pemerintah melonggarkan langkah-langkah dan negara terbuka untuk menyambut wisatawan internasional,” katanya.
Sedang, Wisnu P. Setiyono., S.E. M.Si. Ph.D, Dekan Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial, memaparkan bahwa “Skandal Perusahaan di Masa Pandemi”, yakni manipulasi pembukuan.
“Perilaku kurang beretika di lingkungan pendidikan adalah prediktor di dunia kerja,” Pungkasnya
Acara yang dipandu moderator Poppy Febriana, S.Sos. M.Med.Kom pembicara Kenneth Lee Tze Wui., M.Comm, dari Universiti Tunku Abdul Rahman, menjelaskan bahwa Media Sosial telah menjadi salah satu elemen persaingan yang paling kuat untuk mendorong pariwisata dengan memanfaatkan media sosial untuk strategi komunikasi dan marketing.
selanjutnya acara diakhiri “Visiting Fellow” dengan kegiatan “Curriculum Discussion and Joint Research” antara Umsida, Burapha University, Thailand (BUU) dan Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR). (Red/Lis)