Reporter : Lina Nur Hidayah
SuaraBojonegoro.com – Tahun 2024 Kabupaten Bojonegoro memiliki sebanyak 91.621 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan beberapa produk produk unggulan yang menjadi pendukung kemajuan pembangunan di bidang ekonomi.
Data tersebut bersumber dari Kepala Dinas Perdagangan, koperasi, dan usaha kecil dan menengah (Disdagkopum) Bojonegoro, Sukaemi yang pada informasi berita suarabojonegoro.com seminggu lalu menyampaikan bahwa banyaknya UMKM tersebut dibutuhkan pendampingan untuk memperkuat kelembagaannya. Minggu (6/10/24).
” UMKM diBojonegoro diperlukan pendampingan berupa penguatan kelembagaan seperti nomor induk berusaha (NIB), PIRT Dinas Kesehatan, BPOM, sertifikasi Halal dan masih banyak lagi,” Ungkap Kadin Disdagkopum Bojonegoro pada awak media.
Menghadapi banyaknya UMKM yang ada di Bojonegoro, sebuah Lembaga Pelatihan kerja (LPK) berinisiatif membuat program pelatihan Digital marketing guna membantu pemasaran secara online terhadap produk UMKM yang dimiliki para pelaku usaha.
Salah satunya lembaga pelatihan Kerja (LPK) yang masih aktif di Bojonegoro , adalah LPK Shakila yang berlokasi di Dusun Bulu, RT 02, RW 01 , Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. LPK tersebut memiliki program program pelatihan terbaru salah satunya Digital marketing guna menghadapi perubahan zaman yang serba canggih.
Dalam pertemuannya dengan jurnalis suarabojonegoro.com , Muhammad Luqman Selalu Direktur LPK Shakila menjelaskan , bahwa program pelatihan digital marketing merupakan salah satu upaya terutama bagi pelaku usaha yang memiliki produk UMKM , dimana akan dilatih untuk memajukan pemasaran produk dengan teknologi modern.
“Karena banyaknya UMKM di Bojonegoro dan memiliki hambatan terkait pemasaran, jadi bisa produksi tetapi tidak bisa memasarkan sehingga melalui digital marketing akan memudahkan cara menjual produk berbasis digitalisasi,” Ungkap Muhammad Luqman Direktur LPK Shakila.
Menurut Luqman banyaknya UMKM di Bojonegoro tidak cukup dibina secara kualitas produk namun juga dilatih bagaimana memasarkan melalui media sosial maupun membuat konten kreator yang kreaktif agar produk tersebut menarik minat konsumen.
” Kita mempersiapkan generasi muda di bidang IT agar mampu mempromosikan produk atau usaha yang dimiliki melalui cara modern,” Ungkapnya.
Sementara itu, ditambahkan oleh Direktur LPK ini bahwa lembaga pelatihan kerja saat ini lebih fokus kepada hal hal yang berbasis digitalisasi, seperti pembuatan konten kreator, design grafis dan bermitra dengan aplikasi belanja online untuk memudahkan akses pemasaran.
“Kalau kejuruan kita lebih ke dunia industri misalnya pengelasan karena prospek kedepannya lebih bagus,” Imbuh M.Luqman kepada wartawan.
Dalam pelatihan berbasis digital marketing ini peserta terdiri dari kategori umum yang mayoritas memiliki usaha , dan pendaftaran peserta dapat melalui via telepon ataupun WhatsApp .
” Kami menginformasikan LPK ini di media sosial dengan menyebar brosur yang tercantum nomor telepon kemudian jika ada yang berminat kami akan tindak lanjut,” Tambahnya.
Melalui pemasaran diera digital ini dapat membantu prospek masyarakat untuk memasarkan UMKM yang dimiliki , secara luas dan dengan cara modern. Pemasaran ini memiliki tingkat efektivitas lebih baik dibanding dengan cara biasa yang dilakukan di toko atau pasar tradisional.
Namun sayang, upaya lembaga pelatihan kerja tersebut, sejak 5 tahun terakhir kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah Daerah kabupaten Bojonegoro, para tim maupun instruktur pelatihan harus mandiri untuk melayani masyarakat.
Ucapan Aspirasi positif dari Direktur LPK Shakila bahwa Pemerintah Daerah bukan hanya melakukan pembinaan terhadap UMKM namun pemberdayaan Sumber Daya manusia (SDM) kepada instruktur pelatihan juga harus diperhatikan demi mengembangkan metodologi dalam melatih para peserta.
“kami harapkan adanya perhatian seperti memberikan stimulus,beasiswa bagi pelatih LPK agar memudahkan untuk sertifikasi kompetensi demi kemajuan kualitas mengajar yang profesional,” Tambahnya. (Lin/red)