Reporter: Yudianto
SuaraBojonegoro.com – Menuju guyub rukun pemuda dukuh Kalipan, Desa Duyungan, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, kompak selalu gotong royong, kali ini mereka melakukan kegiatan Bersih-bersih makam merupakan salah satu kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai berwawasan kesehatan yang masih terjaga hingga kini. Minggu (27/3/2022).
Hal ini sudah menjadi tradisi warga Desa dalam menyambut menjelang datangnya bulan Ramadhan warga ramai-ramai melakukan gotong royong membersihkan lingkungan, utamanya lingkungan makam.
Koordinatori kegiatan Yudi atau biasa dipanggi Basir menyampaikan bahwa kegiatan gotong royong membersihkan area pemakaman tidak hanya mendekati dibulan suci Ramadhan ini saja bahkan pemuda dukuh Kalipan ini melakukan bersih bersih di tempat pemakaman di lakukanya setiap bulan sekali.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan makam. Sehingga nanti pada bulan Sya’ban masyarakat dapat melakukan Tradisi Bersih dengan aman dan tenang,” Ujar Basir.
Tradisi Bersih Bersih sendiri memang biasanya dilakukan warga pada bulan Sya’ban. Rangkaian kegiatannya meliputi ziarah makam, mendoakan arwah, tabur bunga, serta membersihkan area makam leluhur masing-masing.
Menurut Basir, terdapat nilai filosofi tersendiri dalam Tradisi Bersih. Bersih merupakan sebuah manifestasi perintah agama yang mengajarkan manusia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. “Karena kebersihan merupakan sebagian dari Iman,” tambahnya.
Dikatakan juga bahwa menjaga kebersihan lingkungan dalam tradisi Bersih dilakukan dengan membersihkan area makam, karena Jika tidak dibersihkan, area makam bisa saja menjadi faktor berbagai macam penyakit. Seperti sarang nyamuk, serangga, maupun hewan melata berbahaya seperti ular berbisa, kalajengking, kelabang dan sebagainya.
Dengan dibersihkan secara berkala, kesehatan lingkungan makam akan tetap terjaga. Bersih juga bisa menjadi sarana bagi deteksi dini terjadinya pencemaran yang bersumber dari lingkungan makam. “Seperti kebocoran makam yang bisa mengakibatkan pencemaran yang membahayakan kesehatan masyarakat,” lanjutnya.
Hebatnya, filosofi tradisi bersih tidak hanya melulu soal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Akan tetapi juga mencakup tentang kebersihan hati dan kesehatan jiwa.
Dengan mendatangi makam leluhur, akan memantik rasa syukur dalam hati atas anugerah yang telah diberikan Tuhan. Tradisi ini juga dapat mengingatkan kita akan jerih payah, perjuangan dan pengorbanan para leluhur sehingga timbul rasa menghargai.
Tradisi bersih merupakan bagian dari rangkaian upaya manusia dalam membersihkan diri dari segala kekotoran. Baik kekotoran lahir maupun kekotoran hati. Puncak dari upaya pembersihan diri adalah pada bulan Ramadhan. Dimana umat islam akan melaksanakan ibadah puasa dan berbagai rangkaian kegiatan ibadah lainnya yang bertujuan untuk membersihkan diri lahir dan batin. (Yud/Red)