suarabojonegoro.com – Masalah emosi dan perilaku pada anak-anak dan remaja merupakan masalah yang cukup serius karena berdampak terhadap perkembangan anak dan menurunkan produktivitas serta kualitas hidup mereka. Berbagai stressor psikososial seringkali dikaitkan dengan terjadinya masalah emosi dan perilaku pada anak anak dan remaja, seperti adanya penyakit fisik, pola asuh yang inadekuat, kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan dan hubungan dengan teman sebaya yang inadekuat.
Stresor psikososial tersebut mempengaruhi proses-proses perkembangan kognitif anak sehingga lebih memandang negatif lingkungan sekitar dan persepsi yang negatif mengenai dirinya sendiri.
Anak dan remaja dengan masalah perilaku dan emosi seringkali mengalami perlakuan yang tidak sesuai dari lingkungan nya. Seperti guru yang merasa sulit mengajari mereka biasanya melihat mereka sebagai anak-anak yang bodoh sehingga jarang memberikan masukan positif, teman sebaya yang menjahui yang berdampak pada kesempatan untuk belajar bersosialisasi menjadi berkurang sehingga mereka menjadi pribadi yang penyendiri dan mempunyai hargadiri rendah.
Melihat banyaknya faktor resiko dan dampak yang akan terjadi pada anak-anak dan remaja sudah sewajarnya orang tua dan orang terdekat seperti guru nya harus lebih menyadari kondisi mereka dengan melakukan deteksi dini sehingga masalah emosi pada anak dapat sedini mungkin untuk menghindari adanya gangguan kejiwaan pada mereka.
Diagnosis dini dan pengobatan sangatlah penting untuk anak-anak dan remaja yang mempunyai masalah perilaku dan emosi. Pngobatan yang paling umun adala obat dan psikoterapi dimana kedua pengobatan tersebut memiliki efek yang cukup untuk digunakan untuk pengobatan pada anak-anak dan remaja.
Ada juga bukti yang bertentangan seputar penggunaan obat antidepresan untuk anak-anak dan remaja, keprihatinan khusus tentang resiko efek samping. Mengingat tentang tingginya presentasi kondisi ini dan berlangsung pada dampak fungsi sosial, prestasi pada pendidikan mereka dan banyaknya biaya yang akan dikeluarkan.
Salah satu pengobata yang semakin diakui adalah terapi musik.
Dalam terapi ini terapis menggunakan pengalaman bermusik klien dan hubungan dengan klien. Bukti saat ini menunjukan bahwa terapi musik memiliki efek yang besar pada perilaku pekembangan kreativitas pada kehidupan sehari-hari.
Terapi musik ini mendorong klien untuk mebuat musik dan irama secara bebas melalui instrumen atau irama sesuai dengan kemampuan mereka yang ditentukan oleh terapis dan klien sendiri. Instrumen yang diberikan seperti gitar, gambang, keyboard, drum dan alat musik lainnya.
Terapi ini terbukti dapat meningkatkan komunikasi dan interaksi sosial dalam jangka panjang. Terapi musik juga dapat meningkatkan rasa pecaya diri, menigkatkan harga diri, dan menurunkan skor depresi pada anak-anak dan remaja dalam waktu jangka pendek. (*)
*) Penulis adalah:Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang