Sungai Begawan Solo Tercemar, DLH Cari Penyebabnya

SUARABOJONEGORO.COM – Terkait pencemaran Sungai Bengawan Solo, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro telah menguji laboratorium dan hasilnya diatas Bakumutu yang artinya telah melebihi diatas normalnya. Sabtu (23/06/18).

Kepala DLH, Kabupaten Bojonegoro, Nurul Azizah menuturkan bahwa pihaknya telah mengajukan permintaan bantuan kepada DLH Provinsi melalui via surat untuk megetahui penyebap pencemaran tersebut.

“Tapi sebelum dilakukan eksekusi, selang beberapa hari ternyata sudah hilang,” katanya.

Dirinya mengaku tidak mengetahui penyebap pencemaran tersebut, apakah penyemaran tersebut disebapkan karena kotoran, sampah ataupun home industri.

“Tapi yang jelas melebihi bakumutu,” ujarnya.

Lebih jauh Nurul Azizah menyampaikan jika sampai saat ini pencemaran Sungai Bengawan Solo seluruh Rumah Pemotongan Hewan tidak memiliki Instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sehingga setelah pemotongan hewan limbah tersebut langsung ke Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga:  Di Komunitas Disabilitas, Cantika Wahono Sampaikan Program Kartu Disabilitas dan Manfaatnya

“Ini yang akan menjadi evaluasi kita. Kemarin kita sudah melaporkan apapun itu perlu IPAL terutama pada RPH, begitu juga pada pemukiman dan hum industri,” jelasnya.

Sedangkan saat disinggung terkait SP II pada Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) yang telah melanggar Analisis dampak lingkungan (Amdal) tentang ruang terbuka hijau, yang mana pihak EMCL diharuskan menanam seribu pohon, namun waktu itu belum dilaksanakan dan belum dilaporkan. Terkait SP II tersebut dirinya menjelaskan bahwa pihaknya masih menuggu hingga tahun 2019 nanti.

“Dia melaporkan yang ditanam seribu, walaupun yang ditanam seribu pohon tapi yang hidup cuma dua masak tulisannya seribu, dilihat saja dulu” ungkapnya.

Baca Juga:  Wahono-Nurul Akan Kembangkan Wilayah Bojonegoro Selatan Ini Konsepnya!

Kepada suarabojonegoro.com, wanita yang akrap disapa Bu Nurul, ini mengaku jika pihaknya sudah mengunjungi tanaman tersebut. Ia menyatakan jika sampai saat ini pihak EMCL masih melakukan menghitung, dan akan menambal sulam pada tanaman yang mati.

“Saampai saat itu dia masih menghitung yang amti untuk ditambal sulam,” pungkasnya. (Bim/red).

Reporter: Bima Rahmat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *