Soal Perbuatan Cabul Oknum Guru MI Bojonegoro Kepada Siswanya, Ini Kata Koordinator APPA dan KPI Jatim

Reporter : Putut Sugiarto

SuaraBojonegoro.com – Pasca penahanan terhadap salah satu oknum Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Bojonegoro yang menjadi pelaku dugaan pencabulan terhadap siswanya sendiri oleh Satreskrim Polres Bojonegoro, Koordinator APPA (Aliansi Peduli Perempuan dan Anak) Bojonegoro sekaligus Presidium Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia Jawa Timur, Nafidatul Himah mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan Satreskrim Polres Bojonegoro begitu menerima laporan dari orang tua kemudian menangkap serta menahan pelaku. Kamis (21/03/2024).

“Saya mengapresiasi pihak Polres Bojonegoro, karena dengan respon cepat ini, mudah-mudahan ke depan bisa menjadi menjadi angin segar untuk perkara yang dialami anak, ” tutur Himah panggilan akrabnya.

Ibu berputra dua ini juga menyinggung terkait dengan proses hukumnya, karena semua dibutuhkan kerjasama atau kontrol, terutama dari pelapor, agar proses hukumnya berjalan sebagai mana mestinya.

Baca Juga:  Seorang Kakek Di Balen Tega Setubuhi Anak Dibawah Umur

“Karena biasanya yang terjadi proses hukum bagi pelaku, ujung-ujungnya hukumannya ringan, ” tuturnya.

Ibu yang juga pengusaha ini meyakini aparat penegak hukum akan tegas, selain bisa menyebabkan efek jera bagi pelaku, pertimbanga lain korbannya adalah anak-anak.

Himah juga memberi apresiasi kepada media terkait pemberitaan kasus ini.

“Dengan adanya kasus ini melalui pemberitaan awak media, diharapkan dibaca banyak orang, kemudian banyak orang akan belajar terkait kasus ini dan kasus seperti ini kedepan bisa berkurang, ” imbuhnya.

Lebih lanjut Himah menyampaikan agar kasus seperti ini bisa menjadi contoh orang tua yang anaknya menjadi korban agar langsung melaporkan tanpa rasa takut dengan sekolah dan sebagainya.

Baca Juga:  APPA Dan KPI Bojonegoro Sampaikan Keprihatinan Terkait Pelajar SMP Yang Bunuh Diri

Kasus seperti ini jangan sampai terjadi lagi, terutama di lingkup dunia pendidikan di Bojonegoro.

“Saya berharap pihak sekolah juga memberikan pembinaan terhadap anak-anak di sekolah apabila terjadi kekerasan seksual yang dialami untuk menolaknya, juga kepada orang tua untuk sering-sering komunikasi dengan anak agar bisa menjadi teman, agar si anak bisa sering curhat dengan apa yang dialami baik lingkungan pergaulan, sekolah berikut pertemanannya, “pungkas Ibu yang juga aktivis perempuan ini. (Put/Red)