Reporter : Bima Rahmat
SuaraBojonegoro.com – Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto, menilai diakhir jabatannya Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah, terlihat gelisah yang berlebihan lantaran sering mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kamis (10/08/23).
Sukur Priyanto, menilai diakhir masa jabatannya tersebut bupati Bojonegoro, sering mutasi jabatan setiap dua Minggu sekali, meskipun secara regulasi mutasi tersebut diperbolehkan.
“Meskipun secara regulasi, itu merupakan hak prerogatif bupati, tapi rasanya kok nggak elok,” katanya.
Dirinya menganggap mutasi ASN tersebut dapat menjadi bumerang bagi bupati sendiri, pasalnya saat ini ASN merasa gelisah karena takut dan lain sebagainya.
“Diakhir masa jabatan mbok yo’o jadi pemimpin yang baik, adem ayem, ngayomi, permintaan maaf kalau memang ada yang belum selesai. Bukan malah seolah-olah membikin pikiran,” ujarnya.
Pria yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat, Kabupaten Bojonegoro, ini membandingkan dengan prosesi mutasi ASN dengan pimpinan bupati yang terdahulu yang melibatkan unsur bupati DPR, unsur bupati, unsur asisten dan lain sebagainya.
“Ini kan bupati sendiri yang melantik. Tidak mengundang DPR tidak mengundang unsur-unsur yang lain,” ujarnya.
Diluar itu, lanjutnya, ada beberapa hal yang dapat dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang lain, yang mana bupati atau wali kota nya dengan masa jabatan yang mau habis tidak lazim jika mutasi jabatan ASN.
“Saya kok cenderung melihat, kenapa sih tidak membuat tentram, tidak membuat nyaman ASN. Toh notabene ASN ini juga bagian dari infrastruktur atau yang sudah membantu suksesnya dia (bupati red) selama 5 tahun,” tuturnya.
Lebih jauh, pria yang akrab disapa Pak Sukur, ini secara tegas juga menyinggung terkait adanya isu terkait dengan Tenaga Harian Lepas (THL), ASN yang dimutasi PPPK yang diberi mandat untuk mengumpulkan dukungan untuk mensukseskan bupati Anna Muawanah di ajang Pilkada mendatang.
“Ini bukan rahasia umum lagi. Ketika bupati Anna, sudah lengser mereka sudah lupa. Jadi penekan-penekanan hal semacam ini tidak perlu dilakukan,” pungkasnya. (Bim/red)