Reporter: Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Akibat diduga menggelapkan arisan online para member, seorang perempuan yang juga admin arisan Online berinisial NA (34) warga Desa Sunberharjo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, harus digeruduk oleh warga yang mengaku sebagai korban arisan online yang adminya NA.
Sejumlah warga ini datang ke rumah dan Bertemu NA di rumah Orang Tuanya di Desa Banjarrejo, Kecamatan Sumberejo, pada Minggu (6/3/2022) yang meminta agar uang arisan mereka dikembalikan dan saat terjadi pertemuan antara NA dan puluhan warga yang mengaku korbannya mendatangi rumah orang tuanya tersebut, yang juga dihadiri perangkat desa, Kepolisian untuk memediasi dan menjadi penengah.
Kades Banjarrejo Sahroni, menceritakan kepada wartawan bahwa saat Proses mediasi antara Para Korban dan NA yang didampingi oleh pihak Polsek Sumberrejo dan Pemdes Banjarrejo, dari para korban mengusulkan dan menuntut yang mereka sudah dibayarkan agar dikembalikan.
“Para korban menuntut agar uangnya segera dikembalikan sehingga diputuskan membuat surat pernyataan di atas meterai. Intinya pelaku akan mengembalikan uang milik para peserta arisan, entah dengan cara dicicil atau bagaimana dan disanggupi oleh NA,” Ujar Kades Banjarrejo.
Sebelumnya warga yang datang ini juga meminta kejelasan dan pertanggungjawaban uang arisan yang dugaannya digelapkan oleh admin atau NA. Salah satu korban yang namanya tidak mau dimediakan mengatakan Bahwa arisan online ini awalnya berjalan normal hingga akhirnya beberapa bulan terakhir banyaknya anggota fiktif. Untuk setoran arisan per orang Rp100 ribu perminggu dan jumlah orang yang mengikuti arisan pada grup tersebut sebanyak 120 orang.
“Totalnya mendapatkan Rp12 juta, dan terungkap ada kurang lebih ada 40 anggota fiktif,” Ujarnya. Selasa (8/3/2022) pada awak media.
Dirinya juga menyebutkan melalui Ponselnya kepada awak media, bahwa mengikuti arisan sebesar Rp 100 ribu, ada juga yang 200, hingga Rp500 ribu. Warga lainnya bernama Endri yang beralamatkan di Kedungadem yang sekarang di Kalimantan juga mengatakan hal bahwa awalnya kloter pertama aman-aman saja, dan dirinya sudah mendapatkan dan saat putaran kedua Endri belum dapat dan yang lainpun juga sama, meskipun dapat tapi tidak utuh ataupun dicicil.
“Saya mengikuti kurang lebih 4 hingga 5 tahun mengikuti arisan tersebut. Namun 2 tahun belakangan ini setiap mendapatkan banyak yang tidak utuh hasil arisan tersebut,” tambahnya.
Hingga saat ini belum ada warga yang menjadi korban melaporkan secara resmi kasus tersebut. Pasalnya masih menunggu iktikad baik dari pelaku untuk mengembalikan uang kepada seluruh peserta arisan.
Sementara ketika hendak dikonfirmasi, NA tidak sedang berada di rumahnya dan hingga berita ini dinaikkan admin grub arisan online masih belum bisa dikonfirmasi. (SAS/Lis)