SANTRI JUGA BISA KAYA DAN SUKSES

Oleh : Ibnu Khakim, MHI *)

SuaraBojonegoro.com – Mengutip pernyataan KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus santri adalah murid kyai yang dididik dengan penuh kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat. santri juga menjadi kelompok yang mencintai negaranya, sekaligus menghormati orang tuanya meskipun keduanya telah tiada. Selain itu, santri adalah mereka yang menyayangi sesama hamba Allah, mencintai ilmu, dan tidak pernah berhenti belajar, namun pemahaman orang umum yang dinamakan santri adalah orang – orang yang belajar ilmu agama atau ngaji di pondok pesantren.

Belajar dan ngaji bukanlah ghoyah (tujuan utama), namun lebih sebagai wasilah (perantara) untuk mencapai tujuan yakni bahagia dunia akhirat dan diridloi Allah Swt. Sehingga harapannya, jika kelak santri pulang dari pesantren ke rumahnya akan menjadi contoh yang menginspirasi (uswatun hasanah) bagi lingkungan sekitarnya sekaligus menambah keyakinan bahwa orang yang berpegang kuat akan agamanya, maka akan sukses dalam kehidupannya.

Sehari – hari kita kerap mendengar kata ’sukses’, semua orang ingin sukses, makna secara harfiah, kata sukses memiliki arti berhasil dalam berbagai aspek. Bisa dibilang, sukses adalah sebuah keberhasilan, terlepas apa pun keberhasilan itu, sukses kerap dikaitkan dengan kehidupan ekonomi dan sosial seorang individu. Santri sepandai dan sebagus apapun timgkah dan sikapnya (ber_akhlaqul karimah), namun secara ekonomi kurang mapan, atau tidak kaya harta, maka zaman sekarang dianggap kurang sukses dan menginspirasi.

Lantas bagaimana agar santri bisa mampu menjawab pertanyaan sekaligus menjadi inspirasi banyak orang agar yakin bahwa Islam adalah agama yan benar dan bisa membawa pemeluknya mencapai kesuksesan ? Konsep kesuksesan setiap orang tentu berbeda-beda. Kesuksesan adalah sesuatu hal yang ingin dicapai oleh seseorang. Bisa jadi sukses adalah hal yang sangat membanggakan sekaligus menggembirakan. Bertumbuh sambil mendengarkan cerita dari orang-orang yang sukses membuat kita bermimpi untuk menjadi seperti mereka suatu hari nanti. Mimpi dan angan – angan itu mulai memudar ketika kita dihadapkan dengan kenyataan hidup yang keras.
Intinya, tidak ada jalan yang mudah untuk meraih kesuksesan. Kualitas orang-orang yang sukses tampaknya memiliki beberapa ciri khas yang sama, seperti bekerja keras, kompeten, fokus, memiliki tekad dan usaha untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.

Baca Juga:  Tersengat Listrik, Ponpes Assyafiiyah Simorejo Berduka

 

Meskipun tidak ada aturan yang ditetapkan atau pola perilaku yang pasti untuk mencapai kesuksesan.
Untuk menuju sukses, santri hendaknya mempunyai beberapa hal sebagai berikut ; pertama komitmen, Melalui komitmen atau bisa dimaknai tanggungjawab, adalah pintu masuk atau motivasi untuk mengejar kesuksesan. Ketika santri memiliki komitmen, biasanya dia akan berusaha dan disiplin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua belajar dari pengalaman, Kata orang, pengalaman adalah guru terbaik.

 

Apakah harus gagal dulu untuk mencapai kesuksesan? Di dunia ini tidak ada orang yang ingin gagal, secara naluriah semua orang menginginkan usaha yang dilakukan menuai keberhasilan, pengalaman selain dari diri sendiri juga bisa dari orang lain untuk membaca peluang, melihat kesempatan yang ada, dan menghindari kegagalan-kegagalan yang mungkin akan menghampiri. Ketiga berpikir positif, Mengembangkan pola pikir positif adalah tentang memercayai diri sendiri dan kemampuan kamu untuk sukses. Penting untuk mengganti pikiran negatif apa pun dengan yang positif untuk memotivasi diri. Keempat merubah Perspektif, Terkadang dalam perjalanan menuju kesuksesan, santri perlu mengubah perspektif di situasi yang genting menjadi situasi yang lebih baik. Ketika mengalami hari yang buruk, bayangkan bahwa itu adalah hari terbaik dalam hidup, memberi kesempatan dan waktu pada diri untuk memikirkan situasi dengan menggunakan cara yang lebih positif untuk hasil yang lebih baik. Kelima mencari relasi, Mencari relasi juga bisa menjadi cara untuk menjemput kesuksesan. Maksud dari mencari relasi adalah bisa memperluas pertemanan dan pergaulan, tidak membatasi diri hanya bersinggungan dengan circle sesama santri saja. Keenam mengevaluasi Diri, Evaluasi diri menjadi salah satu cara yang sangat dibutuhkan untuk melihat kemampuan dan kelemahan yang dimiliki saat ini. Tidak pernah lupa untuk selalu mengevaluasi diri bisa menjadi rahasia pencapaian karier yang sukses. Ketujuh adalah meyerahkan segala usaha kepada Alloh Swt atau bertawakal, Tawakal secara bahasa berarti pasrah. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut tawakal dengan “Pasrah diri kepada kehendak Allah SWT; percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT.” Abul Qasim Al-Qusyairi, dalam kitabnya Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah mendefinisikan tawakal adalah tawakal tempatnya di hati, sedangkan gerakan fisik lahiriyah tidak menafikan kerja, tawakal setelah keyakinan seorang hamba mantap di hati bahwa takdir itu berasal dari Allah SWT. Jika suatu kenyataan itu tampak sulit, maka berlaku takdir-Nya. Tetapi jika suatu kenyataan sesuai dengan keinginannya, maka itu terjadi berkat kemudahan yang diberikan Allah.

Baca Juga:  Terkurasnya Air Bersih

Menjadi santri adalah pilihan yang tepat, dengan niat yang baik dan menjadikan semua yang dipikirkan, direncanakan dan yang dilakukan sebagai ibadah kepada Alloh Swt dan menjalankan ikhtiyar dhohir di atas, atas izin Alloh, santri tidak hanya kaya harta benda dan materi, namun juga kaya hati dan kepedulian kepada orang lain, setiap tindakan dan perbuatannya mendorong orang lain untuk ingat Alloh dan membenarkan Islam adalah solusi sukses dunia akhirat melalui jalur menjadi santri di pondok pesantren. (**)

*) Penulis _Ibnu Khakim, MHI, _Intelektual Muda dan Instruktur NU, Dosen dan Pengasuh Pesantren Salafiyah Raudlatul Muslimin yang berdomisili di Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.