SUARABOJONEGORO.COM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bojonegoro mengecam aksi kekerasan berupa pengeroyokan yang dilakukan pemain Sindo Dharaka terhadap salah satu wartawan di Stadion Jember Sport Garden (SJSG), Rabu (4/7/2018).
Aksi kekerasan yang menimpa Oryza A Wirawan salah satu Wartawan Beritajatim.com tersebut terjadi usai pertandingan antara Persid Jember menjamu Sindo Dharaka yang berakhir imbang dengan skor 1-1 pada kompetisi Liga 3.
“Aparat harus mengusut tuntas pelaku pemukulan kepada wartawan,” kata Ketua PWI Bojonegoro Sasmito.
Tidak hanya itu, pihaknya juga sangat menyayangkan aksi premanisme di era keterbukaan informasi publik. Terlebih dalam rekaman video yang beredar, pelaku aksi kekerasan juga melibatkan oknum aparat.
“Semuanya harus di sanksi tegas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya.
“Dari itu kami meminta PWI Jatim dan PWI Pusat agar segera menyikapi kasus kekerasan yang menimpa wartawan beritajatim.com yang tengah bertugas liputan di Kabupaten Jember. Karena aksi premanisme ini jelas sangat tidak manusiawi,” tegasnya.
Sebelumnya disampaikam oleh Ketua PWI Jember, Sigit Edi Maryanto bahwa Aksi pengeroyokan dan pemukulan tersebut terjadi, saat Oryza sedang melakukan peliputan pertandingan lanjutan Liga III antara Klub Persid Jember Vs Sindo Dharaka, Rabu (4/7/2018) sore, di Stadion Jember Sport Garden (JSG) Kecamatan Ajung.
Peristiwa kekerasan itu bermula, saat pertandingan usai dengan skor akhir 1-1 , kemudian tiba- tiba pemain Sindo Dharaka mendatangi wasit dan mengerumuninya.
“Oryza yang saat itu sedang melakukan peliputan spontan mengambil handphonenya untuk mengambil foto,” kata Sigit.
Saat itulah, tiba-tiba ada seseorang yang mendatanginya kemudian menegur karena mengambil foto. Bahkan, saat itu handphone milik oryza sempat dirampas. Namun setelah yang bersangkutan mengatakan bahwa dirinya adalah wartawan akhirnya handphone itu dikembalikan.
Namun tiba- tiba saat itu sejumlah pemain mendatanginya dan langsung melakukan pemukulan bahkan ada yang menendangnya. “Akibatnya oryza mengalami sakit dibagian pinggang dan dada yang terasa nyeri, hingga harus dirawat inap di Rumah Sakit Jember Klinik, Rabu malam,” lanjutnya.
Adanya peristiwa itu, Oryza didampingi pengurus PWI Jember telah melaporkan kasus kekerasan tersebut kepada Mapolres Jember. Pengurus PWI Kabupaten Jember menyatakan sikap:
1. Mengutuk keras dan menyesalkan peristiwa kekerasan tersebut
2. Usut tuntas kasus kekerasan yang dialami oryza
3. Mendesak Denpom TNI untuk melakukan pemeriksaan terhadap anggotanya yang diduga terlibat melakukan kekerasan terhadap oryza
4. Meminta kepada kepolisian untuk bertindak cepat atas laporan tersebut
5. Meminta kepada PSSI sebagai induk sepak bola nasional menjatuhkan sanksi terhadap pemain dan klub Sindo Dharaka
Sementara itu, PWI Propinsi Jawa Timur pun langsung mengeluarkan pernyataan resmi, bahwa Aksi kekerasan yang membuat jurnalis menjadi korban itu tidak mencerminkan atlet professional.
Ahmad Munir, Ketua PWI Jawa dalam pernyataanya menyampaikan Kejadian itu, telah menciderai nilai-nilai sportivitas dalam olahraga, termasuk sepakbola di Indonesia.
“Oleh karena itu, otoritas olahraga juga harus segera mengambil sikap tegas atas aksi kekerasan itu,” kata Ahmad Munir.
Munir juga mengatakan jika memang ada aparat yang ikut terlibat, maka pihaknya berharap juga diusut tuntas. “Itu bukan cerminan aparat yang professional,” tegasnya.
Dengan demikian, kejadian kekerasan terhadap jurnalis ini tidak bisa didiamkan dan pihaknya berharap bisa diusut dengan tuntas. (die/yud)