Namamu
Oleh: Moh. Septa Herlambang
Namamulah yang kucari
selama seribu delapan puluh lima hari
ternyata hanya namamu yang benar kunanti
Aku dulunya tak pernah sepolos ini
mengatakan suka, mengatakan cinta secara cuma-cuma
dan juga tak pernah meminta balasan cinta
maksudku: mungkin hanya dengan begitu kau akan iba
lalu sudi untuk membalas sepucuk surat-suratku yang hina
setelah itu, barulah ‘kan kupasrahkan semua pada Tuhan
Namamu dalam namaku atau
namaku dalam nammu
Bojonegoro, 2019
Bulan Saat Senja
Oleh: Moh. Septa Herlambang
Mungkin selama ini aku tak sempurna menerangimu
jarang sekali perhatian di saat senja datang
tapi asal kau mau mengangkat kepalamu
kamu akan melihatku
melihat aku yang sedang berjuang menerobos mendung
demi menerangimu
yang lesu di saat senja
Bojonegoro, November 2019
Dinda
Oleh: Moh. Septa Herlambang
Situ sangatlah manis
kalau katanya semut
bagaikan lautan gula
dan dia ingin sekali tenggelam di sana
Akan tetapi bila bagiku
senyummu itu sangatlah biasa saja
hanya bagaikan Dinda yang sedang cemberut
dan saat itu aku ingin mengatakan padamu, Dinda.
Tersenyumlah..
Kalahkan dia..
Aku sayang kamu.
Bojonegoro, November 2019
Di Sinilah Tempatmu
Oleh: Moh. Septa Herlambang
Di sini ada namamu
Bersanding dengan nama-nama bidadarinya Tuhan
Dan bukan di sana
Di sini tempat tawamu
Bersama-sama dengan pelangi yang diberikan Tuhan dengan tulus
Dan bukan di sana
Di sini adalah rumahmu
Bersama aku, rindu, dan syahdu yang tak menipu
Dan bukan di sana
Di sini saja
Jangan lagi ingin berkelana
Sebab, di sana bukan bahagiamu
Bojonegoro, 2019
Senyummu
Oleh: Moh. Septa Herlambang
Meskipun sunrise kata orang sangatlah indah
namun bagiku tidak.
senyum pagimulah yang sangat indah
Meskipun rekahnya bunga pagi hari sangatlah cantik kata kumbang
namun bagiku tidak.
senyum pagimulah yang sangat cantik
Meskipun ku kehilangan indahnya sunrise ataupun cantiknya bunga pagi hari
namun sedikitpun ku tak menyesal.
asalkan pagiku, kudapat menikmati senyummu
Bojonegoro, 2019
Kamu dan Kembang
Oleh: Moh. Septa herlambang
Kusaksikan surya merakah pagi ini
bersama kembang mekar kemalu-maluan
dan kamu yang tak berada di hadapan
masih menjadi rencana Tuhan
Aku pernah melihat kembang
namun, tak kutemukan masa depan
di matamu, kutemukan itu.
Aku pernah menyentuh kembang
namun, tak kurasakan kebahagiaan
di telapakmu, kurasakan itu.
Aku pernah menghirup wanginya kembang
namun, tak ku cium aroma kenyamanan
di dekatmu, ku cium itu.
Bila aku dipaksa memilih antara kalian
maka tak akan sungkan kusebut “kamu” pada Tuhan
Bojonegoro, 2019
*Sinopsis: Jatuh cinta adalah karunia terindah masa remaja. Lewat kata-katalah penyampaian cinta akan terasa beda dan mengena. Lewat katalah kisah cinta terbungkus sebagai memori. Dan media adalah alat penyampaian pada semesta manusia di bumi.
*Moh. Septa herlambang. Remaja penggila cinta ini lahir 22 tahun silam di Desa Temayang. Memiliki hobbi menulis sejak masa kuliah di IKIP PGRI Bojonegoro, pria yang akrab di sapa Masta tersebut kini sedang di buru asmara kembali. Aktivitas sehari-hari selain menulis adalah sebagai pendidik di SMKN Sugihwaras dan MI Unggulan Nurul Huda Temayang.