PUASA YANG TERNODA

Oleh : Drs.H.Sholikin Jamik,SH.MH.

SuaraBojonegoro.com – Puasa Ramadan adalah ibadah yang bernilai pahala besar di sisi Allah SWT. Berbeda dari ibadah-ibadah lainnya, puasa merupakan ibadah khusus.

Pahala puasa tentu sangat agung dan tidak ternilai, karenanya Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya agar menjauhi maksiat dan perbuatan dosa yang berpotensi menodai ibadah ini. Sebab, selain menahan lapar dan haus, sebenarnya puasa juga menahan diri dari hawa nafsu dan perilaku munkar.

Peringatan tentang pentingnya orang yang berpuasa menjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa, telah disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis berikut:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Thabrani).

Hadis di atas menegaskan bahwa Islam mencela orang yang puasa, tapi tetap melakukan maksiat dan dosa. Kendati puasa tidak batal dan kewajiban gugur, pahala untuk ibadah ini tergerus habis.

Baca Juga:  Momen Kebangkitan Nasional Sesungguhnya bagi Dunia Pendidikan

Lalu apa saja hal-hal yang dapat merusak pahala puasa Untuk lebih memahaminya, tulisan di bawah ini akan membahasnya secara singkat.

Hal-Hal yang Merusak Pahala Puasa
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas ra, disebutkan 5 perkara yang merusak pahala puasa

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu (1) berdusta; (2) berghibah; (3) mengadu domba; (4) bersumpah palsu; (5) memandang dengan syahwat,” (HR. Dailami).

Berikut penjelasan mengenai hal apa saja yang dapat merusak pahalanya,

1. Berkata dusta dan berbohong
Berkata dusta adalah menyampaikan sesuatu yang berlainan dengan kenyataan. Jika dilhat dalam hal perbuatan, orang yang berdusta juga bisa berperilaku tidak sesuai dengan perkataannya.
Dusta merupakan dosa besar dalam Islam, induk dari banyak maksiat lain. Jika seseorang sudah terlanjur berdusta, ia akan melakukan kebohongan lain untuk menutupi yang pertama.

Baca Juga:  Indonesia Darurat Ketersinggungan, Masihkah Pancasila Dijadikan Sebagai Obat Persatuan?

Karena itu, jika orang berdusta selama ia berpuasa maka ibadah puasanya tidak bernilai apa-apa di sisi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan,” (HR. Bukhari).(Bersambung)

*)Penulis adalah Dosen STIKES Muhammadiyah Bojonegoro