Prestasi Olahraga Harus Meningkat, Tapi Dana Untuk KONI Bojonegoro Dikurangi

Reporter: Sasmito Anggoro

SuaraBojonegoro.com – Anggaran Hibah untuk kegiatan olahraga melalui KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2022 ini hanya dianggarkan sebesar Rp2.5 miliar, jumlah ini lebih kecil dari anggaran tahun 2021 sebelumnya yaitu sebesar Rp3 miliar.

Menanggapi hal tersebut, para praktisi olahraga mulai banyak berkomentar dan menyatakan bahwa seharusnya anggaran untuk olahraga di Bojonegoro mendapatkan penambahan bukan malam menurun, ketika Pemkab mengharap prestasi olahraga meningkat namun anggarannya di turunkan.

“Jauh berbanding dengan kota malang yang memberikan hibah ke KONI pada tahun 2022 ini sebesar Rp 18.5 miliar, padahal APBD Bojonegoro sangat tinggi dibanding malang,” Ujar Salah seorang pengurus Olahraga yang tergabung dalam KONI Bojonegoro namun namanya enggan di mediakan.

Baca Juga:  Sukur Priyanto : Pemangkasan ADD Akan Menganggu Stabilitas APBDes

Dia juga menyebutkan bahwa APBD malang kota hanya sebesar Rp2.3 Triliun, namun hibah untuk olahraga sangat besar. Dirinya juga mempertanyakan Bojonegoro tidak bisa.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Supriyanto mengatakan bahwa Komisi C sudah sering menyampaikan ke eksekutif bahwa olahraga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk operasionalnya, baik peralatan, latihan dan juga pengiriman atlit, jika dikurangi akan berdampak dan berpengaruh bagi prestasi.

“Dengan APBD yang segitu besar seharunya Bojonegoro sangat bisa, karena kota Malang APBD nya 2021 dengan hanya Rp2,3 Triliun, dan bisa segitu besar hibahnya kepada KONI, dan jumlahnya APBD Kota Malang masih Besar silpanya Bojonegoro 2021,” Tanggap Ahmad Supriyanto.

Baca Juga:  Banyak Jalan Proyek BKKD Rusak, Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi?

Komisi C DPRD Bojonegoro akan kembali memanggil pihak terkait, apakah dana olahraga ini juga dibagi dengan instansi yang lain, sehingga hibah untuk KONI mendapat pengurangan.

“Kita butuh penjelasan detail, karena disaat Pemkab meminta peningkatan prestasi, justru anggaran di kurangi,” Pungkas Pria yang baru saja mendapat gelar Magister Hukum dari Universitas Bojonegoro ini. (SAS/Red)