SuaraBojonegoro.com — Prodi Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kuliah praktisi di Gedung H Fakultas Sains dan Teknik Unigoro, pada Senin (10/6/24). Kuliah praktisi kali ini mengusung tema Eenergi Baru dan Terbarukan. Prodi tersebut menghadirkan Arya Dwi Candra, M.Si., dari Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) Cepu sebagai dosen praktisi. Dia menyebut lulusan prodi Kimia Unigoro mempunyai peluang karir yang bagus di bidang energi.
Di hadapan mahasiswa, Arya menuturkan, ada dua isu strategis bidang energi yang akhir-akhir ini diperbincangkan. Pertama tentang transisi energi, yakni mengubah energi fosil yang tidak dapat diperbarui menjadi energi yang dapat diperbarui (baru dan terbarukan). Kedua tentang net zero emission, berdasarkan Paris Agreement pemerintah sebagai stake holder regulator harus bisa mengurangi jumlah emisi karbon menjadi nol. “Emisi yang sudah ada saat ini karena aktivitas pabrik, pembangkit listrik, atau lainnya dapat dikurangi melalui program-program nasional. Seperti CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage) untuk menyeimbangkan emisi yang dikeluarkan dan yang disimpan,” tuturnya.
Pria berkacamata ini melanjutkan, lulusan prodi Kimia Unigoro mempunyai peluang karir yang bagus di bidang energi. Mengingat peran Indonesia cukup masif dan besar di bidang bahan bakar nabati atau biofuel. “Di situ ada biodiesel, bioethanol, biomassa, biogas, dan sebagainya. Itu ranahnya mahasiswa dari prodi Kimia Unigoro. Sehingga ke depan bisa mengembangkan potensinya untuk berkarir di bidang industri energi baru dan terbarukan. Memang yang paling dekat dan linier ya di bidang biofuel,” ungkapnya.
Kabupaten Bojonegoro yang masuk dalam kawasan Blok Cepu memiliki banyak potensi objek penelitian. Salah satunya biomassa. Menurut Candra, di kawasan Blok Cepu seperti Bojonegoro, Blora, Ngawi, dan Tuban sebagian wilayah dikelilingi hutan. Biomassa yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Selain itu ada potensi bioetanol. “Seperti yang kita ketahui, di sekitar Blok Cepu ada bahan nabati sebagai produk bioetanol, yakni tebu. Ini sering kita jumpai di sekitar Blok Cepu. Belum lagi ada rencana pembangunan pabrik bioetanol di Cepu, mungkin bisa diteliti untuk mengoptimasi bio energi,” paparnya.
Mahasiswa prodi Kimia Unigoro tampak antusias dengan topik kuliah praktisi kali ini. Mereka memanfaatkan momen tersebut untuk berdiskusi tentang energi baru dan terbarukan. (din/Lis)