Reporter : Sasmito Anggoro
SuaraBojonegoro.com – Adanya berbagai kritik dan keluhan dari sebagian peserta rekruitmen PPS (Panitia Pemilihan Desa) oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pemkab Bojonegoro, Mendapatkan perhatian dan dipertanyakan dari Politisi Partai Golkar terkait Independensi KPU Bojonegoro. Selasa (24/1/2023).
Ahmad Supriyanto, Politisi asal Partai Golkar DPRD Kabupaten Bojonegoro menyatakan bahwa dirinya mempertanyakan Independensi KPU Kabupaten dalam Tahapan Rekrutmen ad hoc Panitia Pemilihan Desa (PPS) yang baru selesai di laksanakan.
Pertanyaaan Independensi KPU ini, Yaitu terkait indikator penilaian yang digunakan dalam tahapan wawancara untuk menentukan kelayakan seorang peserta sebagai penyelenggara tingkat desa dan Bagaimana peserta mengetahui nilai wawancara yang telah dilaluinya?, “karena banyak peserta yang mengikuti tes kompetensi melalui sistem CAT ( Computer Assisted Test ) dengan nilai tinggi dan berada di peringkat tertinggi tapi dalam Wawancara sebagai tahap akhir justru malah tidak lolos. Dan di kalahkan oleh para peserta yang mendaptkan nilai jauh dibawahnya,” Terangnya.
Pria yang juga duduk di legislatif Komisi C DPRD Bojonegoro ini juga menyampaikan bahwabDalam pelaksanaan Pemilu di tahun 2024 tentu akan membahayakan dalam pesta demokrasi, karena unsur penyelenggara yang tidak kredible akan sangat mempengaruhi pelaksanaan pemilu yang jujur, bebas dan rahasia.
“Kami akan melakukan langkah langkah dengan berkordinasi dengan para pimpinan Partai Kami yang di atas kami termasuk ke Pimpinan Komisi II DPRRI, juga tidak menutup kemungkinan mengadukan ke DKPP, dengan membawa bukti bukti yang kita miliki,” Ujar Sekretaris Komisi C DPRD Bojonegoro ini.
Ahmad Supriyanto menjelaskan sebelumnya beberapa peserta mengadu ke dirinya soal seputar tes rekruitmen PPS, dan diternagkan oleh Ahmad Supriyanto bahwa dirinya menilai bukan soal politik tapi lebih kepada rasa empati kepada anak anak muda yang sangat cerdas, tapi diduga di kalahkan oleh relasi kuasa, kasihan mereka.
Keluhan tersebut diantaranya adalah betapa mirisnya, CAT tertinggi nilai 91, wawancara lancar, tapi dihempaskan dengan nilai terendah 58, 58, seperti yang disampaikan oleh salah satu peserta Tes PPS.
Sementara itu, komisioner KPU Kabupaten Bojonegoro, Mustofirin, ketika dikonfirmasi soal ini, dirinya mengatakan bahwa masih kondisi konsentrasi lantikkan PPS, “Saya konsentrasi pelantikkan PPS dulu,” Katanya Singkat. (SAS*)