Reporter : Sari.W
SuaraBojonegoro.com – Batik saat ini tidak hanya menjadi warisan seni bagi masyarakat Kabupaten Cirebon, Jawa Barat namun saat ini batik menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan baik dalam maupun luar kota bahkan kain batik telah menjadi catatan panjang sejarah perkembagan dan peradaban bagi Kabupaten Cirebon. Senin (29/07/19).
Seperti saat ini peserta media gathring 2019 berkesempatan mengunjungi museum batik Trusmi Park yang memamerkan berbagai macam keragaman batik khas Kabupaten Cirebon.
Di museum ini para peserta yang terdiri dari para jurnalis dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban ini dapat menggali lebih dalam keragaman dan sejarah batik dengan konsep yang sangat apik.
“Ini pengalaman pertama saya mengenal lebih jauh sejarah batik,” kata Bima Rahmat salah satu peserta media gathering 2019.
Dirinya menjelaskan jika dengan museum batik ini sangat efektif untuk mengenalkan batik pada generasi muda saat ini.
“Selain mengetahui sejarah batik Jawa Barat di museum ini kita juga dapat belajar langsung cara membatik,” ujarnya.
Sementara itu Dinar Hindita, selaku Goes Servis menjelaskan bahwa motif batik yang menjadi khas Cirebon adalah motiv Mega mendung yang mana dalam motiv kain tersebut mempunyai ciri warnanya yang ganjil.
“Semakin banyak lapisan warnanya semakin mahal harga jualnya karena prosesnya juga lebih lama dan lebih panjang juga,” katanya.
Adapun untuk motiv Mega mendung ini dalam motivnya juga menceritakan perjalanan hidup sunan gunung jati yang menikah dengan putri Ong Tien Nio.
“Setiap daerah kan punya motif masing-masing seperti di Jogja dan solo yang berbentuk daun itu juga punya filosofi tersendiri,” ucapnya.
Selain itu setiap batik Jawa Barat merupakan campuran dua budaya yakni budaya Jawa dan China. Salah satunya adalah batik Trusmia. Di batik Trusmia ini selain terdapat motif Mega mendung juga terdapat bentuk gapura, pendopo-pendopo, ornamen-ornamen yang bentuknya panjang,” jelasnya.
Lebih jauh dirinya menjelaskan dalam motif Mega mendung ini terdapat dua ciri khas yakni dalam bentuk gambar menyamping dan ke atas.
“Itu menggambarkan hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan sang pencipta,” ucapnya.
Dalam perkembangannya batik Cirebon saat ini lebih berkembang dan banyak dikenal masyarakat. Dengan memperkenalkan batik secara instanibel dan kekinian anak-anak milenial lebih tertarik untuk mengenal batik lebih mendalam.
Dirinya berharap dengan adanya museum batik ini akan lebih berkembang dan lebih baik lagi. Selain itu dirinya juga berharap agar batik tidak di klaim oleh negara lain.
“Dari masyarakat kita sendiri yang mau mengenal batik,” pungkasnya. (AR/red).