PEPC Partisipasi Tingkatkan Kewaspadaan Tanggap Darurat di Purwosari

SuaraBojonegoro.com – Bencana baik bencana alam maupun bencana non alam merupakan permasalahan serius yang harus dihadapi bangsa Indonesia, termasuk warga masyarakat di Bojonegoro. Bencana dapat terjadi sewaktu-waktu, dan selalu dalam situasi yang tanpa persiapan. Mulai dari bencana kebakaran, gempa, banjir bandang, hingga seperti yang saat ini Indonesia tengah menghadapi yaitu bencana non alam, pandemi alias bencana medis.

Untuk itu masyarakat perlu untuk diberikan pemahaman yang cukup dalam rangka kesiap siagaan tanggap situasi darurat.

Dalam rangka menghindari serta memitigasi potensi bencana yang ada di tengah masyarakat, PT Pertamina EP Cepu mendukung Muspika Purwosari dalam menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Penanganan Bencana yang dilaksanakan di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur pada Kamis (22/10). Dibuka oleh Camat Purwosari, Sugeng Firmanto dan bertindak sebagai nara sumber pada pelatihan ini adalah; PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Dinas Kesehatan, BPBD Bojonegoro serta Dinas Pemadam Kebakaran, memaparkan mengenai penanganan kondisi tanggap darurat kepada para masyarakat desa yang berada di lingkungan Kecamatan Purwosari. Termasuk simulasi bila terjadi bencana kebakaran di dalam rumah, yang disebabkan oleh kebocoran gas elpiji.

Dalam sesinya PEPC memberikan pemaparan kepada para peserta yang terdiri dari warga desa hingga perangkat desa serta Kades se-Kecamatan Purwosari tentang proses tanggap darurat dalam bidang migas. Desa Kaliombo, lokasi pelatihan berlangsung merupakan salah satu wilayah operasi dari Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB). PEPC memberi edukasi para peserta terkait jenis-jenis bahaya dalam produksi migas termasuk bagaimana cara mengantisipasinya.

Baca Juga:  Untuk Mendukung Kegiatan Industri Hulu Migas PEPC Bangun Ekosistem Jurnalis Positif

JTB Site Office & PGA Manager, Edy Purnomo memberikan apresiasi kepada Muspika Purwosari yang berinisiatif mengadakan kegiatan ini. Sinergi baik dengan pemerintah maupun stakeholder lainnya menjadi penting guna memberikan program yang akan berdampak baik bagi masyarakat.

“Memberikan pengetahuan serta melatih penanganan kebencanaan kepada masyarakat menjadi hal yang cukup penting untuk terus dilakukan. Apalagi selain tentang bencana alam, pelatihan kali ini juga memberikan materi terkait bencana non alam seperti pandemi dan diberikan langsung oleh narasumber yang mumpuni. Kami mengapresiasi kegiatan ini” jelas Edy.

Selain itu, Perwakilan HSSE PEPC, Tinoto hadir memberikan materi terkait teknis pengenalan aspek keselamatan dalam industri migas. Menurut Tinoto, industri migas selalu menggunakan peralatan yang sarat akan teknologi, disana terkadang juga memiliki resiko yang tinggi juga,namun demikian semua bisa dilakukan dengan aman karena para pekerjanya dilatih untuk selalu disiplin menerapkan standar keselamatan yang tinggi, agar dapat bekerja selamat.

Baca Juga:  Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara, PEPC dan Satlantas Polres Bojonegoro Kolaborasi Kampanyekan Safety Riding

Sementara itu, Perwakilan BPBD Bojonegoro, Zaenul yang memberikan wawasan kebencanaan kepada para peserta mengatakan, bahwa masyarakat harus selalu sigap dan waspada jika menghadapi situasi yang tidak seperti lazimnya. Walaupun terjadi tiba-tiba, biasanya juga memberikan tanda-tanda, seperti misalnya bencana tsunami, kebakaran hutan dan lain sebagainya, semua ada tanda-tanda awalnya.

“Kegiatan ini berisikan pengetahuan dan informasi bagaimana cara mengatasi bencana, paling tidak para peserta disini nanti juga bisa menyampaikan kepada rekan, saudara, kerabat dan tetangga dari apa yang didapat dari kegiatan ini,” kata Zaenul.

Dalam pelatihan kali ini, juga menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Whenny Dyah P.  yang juga sebagai Satgas Penanggulangan COVID-19. Selain itu juga diikuti oleh perwakilan dari Kodim dan Polres Bojonegoro. Perlu diketahui berdasarkan data BPBD Kab. Bojonegoro, Bojonegoro memiliki beberapa potensi bencana seperti kebakaran, banjir dan sekaligus kekeringan.

Meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung, kegiatan ini berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah menyebarnya virus corona, yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun atau cairan antiseptik. Panitia telah menyiapkan semua agar protokol dapat berjalan dengan ketat. (Lis/Red)