SuaraBojonegoro.com – Dalam melaksanakan operasinya, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berkomitmen penuh untuk menjunjung tinggi keselamatan setiap pekerjanya. Berangkat dari hal tersebut, bersama dengan mitra kerjanya, Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) , Pertamina Drilling Contractor (PDC) dan juga service company lainnya melakukan kegiatan latihan tanggap darurat.
Latihan Tanggap Darurat ini mempunyai skenario terjadinya _gas kick_ ketika sedang melakukan operasi pengeboran. Tidak ada korban jiwa dalam teknis pengeboran ini, namun terdapat satu pekerja yang bernama Sugiarto atau SG, diketahui mengalami cidera kepala karena terbentur. Sugiarto mengalami benturan, karena terkejut mendengar berita kejadian gas kick, lalu terjatuh dan kepalanya terbentur lantai. Kemudian yang bersangkutan diperiksa oleh Tim Medis PDSI dan PEPC, untuk kemudian dievakuasi ke Klinik Lapangan Gas Processing Facility, lalu dirujuk ke RS Premier Surabaya dengan menggunakan helikopter, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Dalam kegiatan latihan tanggap darurat ini, PEPC juga melibatkan Muspika, Aparat Keamanan dan Pemerintah Desa sekitar wilayah operasi pengeboran antara lain seperti Desa Bandungrejo, Polsek Ngasem dan juga Kecamatan Ngasem.
“Kami membentuk Incident Management Team atau IMT untuk kemudian selalu siap siaga bila terjadi potensi kejadian darurat.” Demikian dikatakan Dhanar Eko Prasetyo, selaku Manager Drilling Operation PEPC. “Karena dalam industri migas, kejadian darurat semacam ini akan berpotensi untuk terjadi. Untuk itu demi kesiapan setiap pekerja, kami rutin mengadakan kegiatan latihan seperti ini.
Latihan juga melibatkan Perwakilan masyarakat sekitar wilayah operasi, dengan tujuan agar jalur komunikasi mengenai potensi adanya tanggap darurat dapat berjalan lancar dan tanpa kendala.
“PEPC berterimakasih atas partisipasi Kapolsek Ngasem, Kades Bandungrejo, Camat Ngasem yang terlibat dalam latihan tanggap darurat hari ini.” Tukas Kunadi, Manager JTB Site Office & PGA PEPC. “Kami melibatkan tokoh masyarakat di sekitar wilayah operasi, dengan tujuan akses komunikasi dapat berjalan lancar. Karena bagaimanapun, kita hidup berdampingan disini. Masyarakat dan PEPC berperan sebagai safety buddy atau pendamping keselamatan, yang saling mengingatkan bila terjadi potensi yang mengancam keselamatan masing-masing. Kami juga mempunyai HSE Golden Rules, yaitu PIP, Patuhi Intervensi dan Peduli bila terjadi hal-hal yang mengancam keselamatan setiap pekerja.”
“Kami juga memohon doa pada seluruh masyarakat agar Operasi Pengeboran Proyek JTB berjalan lancar, tepat waktu, tanpa insiden.” Tambahnya.
Sebelumnya, PT. Pertamina EP Cepu (PEPC) berhasil meraih HSE Award dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam Forum Divisi Penunjang Operasi dan Keselamatan Migas 2019 yang diselenggarakan di Kota Surabaya pada hari Rabu, 26 Juni 2019 lalu. Penghargaan tersebut diberikan kepada PEPC sebagai salah satu KKKS yang dalam menjalankan proses bisnisnya telah sesuai dengan prinsip K3, diantaranya telah berhasil menjaga kinerja kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan pada kegiatan operasinya di tahun 2018.
Dalam penghargaan tersebut, PT. Pertamina EP Cepu menduduki peringkat terbaik 3 dalam kategori Kinerja Keselamatan Kerja. Penilaian kinerja HSE ini dilakukan terhadap seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan sejalan dengan tagline SKK Migas, yaitu menuju Zero Incident. (Lis/Red)