Oleh: Aning Wulandari*)
SuaraBojonegoro.com – Dalam beberapa hari ke depan, Masyarakat muslim di Indonesia akan merayakan hari raya idul fitri atau sering disebut lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan hari raya idul fitri selalu lekat dengan tradisi mudik atau pulang kampung. Masyarakat yang merantau atau yang sudah domisili di luar kota, banyak yang berduyun-duyun pulang ke tanah kelahirannya untuk merayakan idul fitri bersama orang tua atau kerabat. Tradisi mudik ini berpotensi menimbulkan kemacetan di jalan raya dan berbagai dampak sosial lainnya.
Oleh karena itu, pengamanan dan pelayanan khusus untuk para pemudik sebelum dan sesudah lebaran selalu menjadi prioritas pemerintah, agar Masyarakat dapat menikmati perjalanan mudik dan arus balik dengan nyaman.
Dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan nyaman selama hari raya idul fitri, maka penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan peningkatan kewaspadaan menjelang idul fitri. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dini Masyarakat:
1. peningkatan kewaspadaan di pusat perbelanjaan, baik pasar tradisional maupun pasar modern (minimarket atau supermarket), dan di lokasi pengambilan uang tunai (ATM atau bank). Meningkatnya aktifitas belanja Masyarakat, berpotensi terhadap meningkatnya kejahatan pencopetan, penipuan/hipnotis maupun penjambretan;
2. peningkatan kewaspadaan terhadap penukaran uang baru di jalan. Berbagai kasus menunjukkan maraknya peredaran uang palsu berkedok penukaran uang baru;
3. peningkatan kewaspadaan di rumah yang akan ditinggal mudik. Rumah yang ditinggal mudik dapat menjadi sasaran empuk tindak kejahatan pencurian atau perampokan. Sebaiknya laporkan kepada perangkat desa atau babinkamtibmas setempat jika rumah akan ditinggal mudik, agar dapat dilakukan patroli oleh pihak yang berwenang;
4. peningkatan kewaspadaan di kantor yang akan ditinggal libur. Agar barang-barang inventaris kantor aman dari tindak pencurian atau perampokan, penting kiranya memastikan pintu-pintu terkunci dengan baik, bila perlu diberlakukan piket untuk menjaga sekolah;
5. peningkatan kesadaran budaya antri dan pengamanan distribusi zakat fitrah, agar masyarakat tidak terlalu berdesak-desakan yang berpotensi menimbulkan gesekan Masyarakat dan menyebabkan pingsan;
6. Pentingnya meningkatkan kesadaran untuk menciptakan suasana yang aman dan damai saat malam takbiran. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi kemacetan di jalan raya dan meminimalisir potensi gesekan antarkelompok Masyarakat.
7. Pentingnya meningkatkan kesadaran untuk menyaring informasi yang disebarkan melalui media sosial (medsos). Masyarakat perlu melakukan klarifikasi dan pengecekan informasi terhadap informasi di sosmed, mana berita palsu (hoax), provokasi dan mana berita yang dapat dipercaya (valid) agar tidak menimbulkan keresahan.
Berdasarkan paparan dari pihak Polres Bojonegoro dan Kodim 0813 Bojonegoro dalam acara Rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Bojonegoro, 4 April 2024 di pendopo Pemkab Bojonegoro, disebutkan bahwa secara umum kondisi Kabupaten Bojonegoro aman dan kondusif. Hal ini tentu saja berkat sinergitas dari semua pihak, mulai kepolisian, TNI, pemerintah daerah, Linmas, Satpol PP, tokoh Masyarakat, instansi-instansi terkait dan peran aktif Masyarakat untuk mendukung kondusifitas lingkungan sekitar.
Menciptakan suasana idul fitri yang aman dan nyaman, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, TNI dan Polri saja. Namun yang paling penting adalah peningkatan kesadaran Masyarakat untuk berpartispasi aktif dalam menciptakan suasana yang kondusif. Meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini dapat meminimalisir terjadinya ancaman dan gangguan perayaan idul fitri. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melakukan tindakan pencegahan/preventif agar tidak terjadi tindak kejahatan maupun gesekan sosial di Masyarakat. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Selamat hari raya idul fitri 1445 H/2024 M. Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin.
*) Penulis adalah Ketua FKDM Kabupaten Bojonegoro