Reporter: Abdul Qohar
SuaraBojonegoro.com – Program social dan physical distancing tak membuat penjahit kaos di Desa Balenrejo, Kecamatan Balen, Bojonegoro berhenti menjahit. Hanya saja, di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona, penjahit kaos beralih membuat masker.
Gunawan, penjahit kaos di Desa Balenrejo Kecamatan Balen Bojonegoro salah satunya. Suara mesin jahit menyambut awak media SuaraBojonegoro.com disaat membuat masker pesanan warga.
“Awalnya saya tidak kepikiran untuk membuat masker, karena saya pikir buat apa membuat masker, wong (orang) saya penjahit kaos, ” ujarnya
Awalnya Bapak 1 anak tersebut hanya menjahit masker dari kain perca untuk digunakan sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, banyak permintaan yang datang dari kerabat dan warga, karena harga masker di pasaran terus meroket dan keberadaannya langka.
Bahan utama masker buatan Gunawan adalah kain sisa bahan kaos, yang dijahit sedemikian rupa lalu diberi tali. Untuk membuat 1 buah masker dibutuhkan waktu 20 hingga 25 menit.
Meski tidak mampu menangkal virus, namun masker kain buatannya dapat menjadi alat pelindung diri saat di luar ruangan. Selain itu masker kain juga dapat dicuci dan dibersihkan kembali sehingga lebih hemat.
Untuk harga masker, Gunawan menjualnya dengan Rp 35 ribu per lusinnya, namun jika pembelian dengan jumlah banyak harganya bisa turun.
“Kalau untuk harga tergantung pemesannya. Jika pesanya banyak harganya bisa turun, karena memang bahan kain yang kita gunakan tidak seperti kain masker dijual di apotek itu,” ungkap Gunawan
Gunawan menambahkan, selama membuat masker, dia menghentikan sementara membuat kaos, meski demikian pesanan untuk membuat kaos masih ada dari pelangganya.
“Untuk pesanan kaos saat ini saya pending dulu, karena yang banyak ini pesanan masker. Sampai kewalahan saya ini,” pungkasnya (Qoh/SB)